Banda Aceh (Waspada Aceh) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menggarap potensi bisnis pembiayaan di sektor kesehatan, khususnya rumah sakit.
Salah satunya, melakukan perjanjian kerjasama BSI dengan PT Cempaka Lima Utama Banda Aceh dalam Line Facility pembiayaan untuk penyediaan fasilitas iB Suplier Financing (iB-SF) – BPJS Kesehatan.
Kerjasama BSI dengan PT Cempaka Lima Utama ditandatangani oleh Area Commercial Business Manager BSI Achmad Faluthy dan Direktur Utama PT Cempaka Lima Utama Kartini Nyak Itam di Banda Aceh, Rabu (28/9/2022).
Commercial Business Group Head BSI Ivan Hartawan mengatakan, BSI terus berupaya mendukung pemulihan ekonomi nasional, termasuk melalui dukungan pembiayaan ke sektor-sektor bisnis yang potensial salah satunya sektor kesehatan.
“Dengan adanya single tarif BPJS, maka akan ada adaptasi di sisi rumah sakit karena masyarakat bisa memilih rumah sakit. Perubahan ini adalah kesempatan untuk bisa berkolaborasi dengan lembaga pembiayaan termasuk BSI,” kata Ivan Hartawan dalam keterangan persnya.
Ivan menegaskan kerja sama dengan PT Cempaka Lima Utama merupakan bentuk komitmen BSI dalam menyukseskan Qanun yang sudah berlaku di Aceh sejak Januari 2022.
Sementara itu, Direktur Utama PT Cempaka Lima Utama, Kartini Nyak Itam, mengatakan fasilitas kesehatan yang dipimpinnya sudah beroperasi sejak 1991. Dari awalnya hanya klinik, perusahaan ini sudah mampu mendirikan rumah sakit di Banda Aceh, yang dinamakan Rumah Sakit Umum Cempaka Lima (RSUCL) pada Februari 2022 lalu.
PT Cempaka Lima Utama sendiri sudah melakukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan sejak 2014.
“Kami melayani 12 ribu orang tiap bulan. Sekitar 30 persen dari pasien tersebut kami rujuk ke rumah sakit besar. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk membangun rumah sakit,” katanya.
BSI berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja yang signifikan dan berkualitas sepanjang pertengahan tahun ini. Pada kuartal II 2022, BSI mencatat penyaluran pembiayaan secara keseluruhan sebesar Rp191,29 triliun, tumbuh 18,55% secara year on year (yoy).
Segmen pembiayaan terbesar yang menyokong capaian tersebut di antaranya pembiayaan mikro tumbuh 31,13%, pembiayaan konsumer tumbuh 21,66%, pembiayaan wholesale tumbuh 20,34%, pembiayaan kartu tumbuh 22,87% dan gadai emas tumbuh 20,07%. Raihan ini juga didukung NPF Nett sebesar 0,74%.
Di tengah kondisi perekonomian yang menantang akibat gejolak ekonomi global, pada kuartal II/2022, BSI mampu membukukan laba bersih mencapai Rp2,13 triliun, tumbuh 41,31% year on year (yoy). (*)