Senin, November 25, 2024
spot_img
BerandaTerkait Kerugian Rp2,3, PDAM Tirta Daroy Sebut Karena Ada Perubahan Catat Meter

Terkait Kerugian Rp2,3, PDAM Tirta Daroy Sebut Karena Ada Perubahan Catat Meter

Banda Aceh (Waspada Aceh) – PDAM Tirta Daroy Banda Aceh memberikan penjelasan terkait adanya perubahan pola dan sistem pencatatan meter pelanggan yang menyebabkan berkurangnya pemasukan perusahaan daerah itu. Sistem itu dinilai untuk memperbaiki model tagihan pelanggan.

“Kita tidak diperiksa BPK RI, jadi itu bukan temuan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK. Itu laporan BPK untuk Pemko Banda Aceh. Kita diaudit auditor independen untuk keuangan kita, kemudian kita serahkan hasil laporannya ke Pemko,” kata Dirut PDAM Tirta Daroy, Novizal Aiyub.

Kepada Waspadaaceh.com, Senin (27/6/2022), Novizal,  yang ditemui di Water Treatment Plant (WTP) Lambaro Tirta Daroy, menyebutkan, hal itu bukan audit BPK melainkan laporan keuangan PDAM kepada Pemko Banda Aceh.

Novizal mengatakan, dalam laporan itu dia membenarkan bahwa PDAM mengalami kerugian Rp2,3 miliar di bulan Maret 2021. Kerugian itu, akibat adanya perubahan sistem pencatatan meter yang lama dengan sistem baru.

“Sekitar 2,3 miliar rupiah, sebenarnya tidak rugi. Karena ada perubahan sistem pencatatan meter, bulan berjalan mulai Maret 2021. Biasanya tagihan air itu dicatat tanggal 1 sampai 20 setiap bulannya. Nah sejak Maret dilakukan tanggal 10 sampai 30. Tujuannya adalah untuk merubah sistem tagihan,” ujarnya.

Dia melanjutkan dengan pencatatan meter tanggal 10 sampai 30 itu, maka tagihan pelanggan bulan berjalan. Selama ini, sistem catat meter tanggal 1 sampai 20 itu, tagihan pelanggan maju 1 bulan.

“Sistem lama, tagihan Mei dibayar Juli. Nah, sekarang dengan sistem baru itu, tagihan Mei dibayar bulan Juni. Jadinya, bulan berjalan, bukan lagi tertunggak 1 bulan. Itu perubahannya, karena kita menghimpun uang yang untuk bisa dikelola langsung,” ujarnya.

Novizal mengatakan, sebenarnya karena adanya beban produksi yang terus berjalan, sementara perubahan sistem itu membuat pemasukan dari tagihan rekening pelanggan masuk ke bulan berikutnya. Namun, dia memastikan itu bukan kerugian melainkan perubahan sistem.

“Beban produksi kita kayak cairan kimia, listrik produksi untuk instalasi pengolahan dan lainnya kan tetap harus dibayar. Sementara pemasukan dari tagihan pelanggan itu bulan berjalan berikutnya. Jadi, itu sebenarnya,” ungkapnya.

Untuk itu, kata Novizal, saat ini pihaknya fokus pada pelayanan pelanggan. Tujuannya, agar warga merasa terlayani dan mau membayar tagihan air tepat waktu.

“Kalau nunggak, jangan sampai. Karena biaya produksi kita bergantung dari pendapatan. Pendapatan itu dari pelanggan. Karena jika tidak tertagih, maka biaya produksi dan operasional kita tidak sebanding,” tegasnya.(sulaiman achmad)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER