Banda Aceh (Waspada Aceh) – Sumber Daya Manusia (SDM) di Provinsi Aceh masih perlu ditingkatkan terutama dalam memanfaatkan teknologi terkini untuk mengeksplorasi dan mengeksplotasi Sumber Daya Alam (SDA) kelautan dan perikanan secara bertanggung jawab untuk kesejahteraan rakyat Aceh.
Hal tersebut disampaikan Guru Besar Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Prof Dr Muchlisin Zainal Abidin, Rabu (5/1/2022).
“Aceh memiliki potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang besar, namun sayangnya belum dapat mengangkat kesejahteraan rakyat Aceh khususnya nelayan,” tutur Muchlisin kepada Waspadaaceh.com.
Muchlisin yang berasal dari wilayah barat selatan Aceh ini merupakan Presiden Asian Society of Ichthyologist (Persatuan Ahli Ikan Asia) tahun 2019.
Baru-baru ini dia masuk dalam daftar Ilmuwan Paling Berpengaruh di dunia yang dirilis oleh Stanford University dan Elsevier BV pada (20/10/2021). Pemeringkatan yang bertajuk Top 2% World Ranking Scientists merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun.
Laporan tersebut menyebutkan, Top 2% World Ranking Scientists merupakan pemeringkatan yang memuat sebanyak dua persen ilmuwan di dunia yang nama-namanya paling banyak dikutip dalam jurnal-jurnal ilmiah.
Untuk Provinsi Aceh terdapat lima tokoh, yaitu Teuku Meurah Indra Mahlia, Muslim Amin, Faisal Abnisa, kemudian Muchlisin Zainal Abidin, dan Harapan, dosen di Universitas Syiah Kuala Fakultas Kedokteran.
Masuknya putra Aceh ke dalam ilmuwan paling berpengaruh di dunia menjadi suatu kehormatan dan kebanggan dalam mengharumkan nama Aceh di dunia.
Hal ini menunjukkan kebermanfaatan melalui banyaknya hasil penelitian mereka, sehingga bisa menjadi referensi serta berkontribusi dalam membangun Aceh ke depan. (Cut Nauval d)