Senin, November 25, 2024
spot_img
BerandaLaporan KhususIKM Sarigut Bakery Banda Aceh, Bertahan di Tengah Pandemi

IKM Sarigut Bakery Banda Aceh, Bertahan di Tengah Pandemi

Sebelum masa pandemi COVID-19, IKM Sarigut Bakery bisa memperkerjakan 20 orang karyawan, namun sejak pandemi COVID-19 melanda Aceh, kini hanya sanggup memperkerjakan 11 orang karyawan saja.

Salah satu industri kecil menengah (IKM) di Aceh, yaitu industri roti yang mengusung brand Sarigut Bakery, berlokasi di Punge Banda Aceh, masih tetap mampu memperkerjakan karyawannya meski di masa pandemi COVID-19 dan merosotnya omzet penjualan.

Saat Waspadaaceh.com mengunjungi pabrik roti tersebut, tampak para karyawan cukup cekatan mengolah adonan dan menjalankan peralatan untuk membuat roti. Sementara para karyawan yang lain sibuk mengemas roti dengan plastik transparan berlabel Sarigut Bakery, kemudian menata produk itu di rak yang tersedia.

Begitupun Salidi, pengusaha IKM pemilik Sarigut Bakery, terlihat sedang memantau kerja para karyawannya. Sesekali dia ikut bekerja, membereskan roti yang akan dikirim ke berbagai tokodi Banda Aceh sekitarnya.

Di usianya yang ke 54 tahun, Salidi tampak tetap bersemangat. Dia menjalankan pabrik rotinya, yang dia rintis sejak tahun 2007. Salidi mengaku sangat mencintai usaha produksi rotinya itu, mengingat dahulu dia bekerja di tempat orang lain. Tapi kini dia menjalankan usahanya sendiri.

Aktivitas para karyawan di pabrik roti Sarigut Bakery. (Foto/Ist)

Ia sangat bersyukur bisa membangun sebuah pabrik roti dan memperkerjakan para karyawan untuk membantunya. Karyawan pabrik roti Sarigut Bakery sebagian besar warga di sekitarnya.

“Saya dahulunya bekerja di pabrik roti milik orang lain. Ketika itu saya ingin suatu saat bisa membuka pabrik roti sendiri, dan akhirnya kesampaian juga,” kata Salidi saat di temui di tokonya, Senin (13/9/2021).

Pandemi, Omzet Menurun

Pemiliki pabrik roti ini mengatakan, sebelum masa pandemi COVID-19, usahnya itu bisa memperkerjakan 20 orang karyawan. Namun sejak pandemi COVID-19 melanda Aceh, kini hanya sanggup memperkerjakan 11 orang karyawan saja.

Meski omzet menurun karena dampak pandemi COVID-19, IKM Sarigut Bakery masih mampu berproduksi dan memperkerjakan karyawan. (Foto/Ist)

Pengakuan Salidi, dahulu usahanya dapat menjual sekitar 10.000 bungkus roti perharinya. Tapi sekarang, karena adanya pembatasan terkait masa pandemi COVID-19, dia hanya bisa menjual 5.000 bungkus roti saja. Omzetnya menurun hingga 50 persen sekarang ini.

Salidi menyebutkan, pendapatannya berkurang karena adanya hambatan akses pasar. Di mana, selama masa pandemi ini, sekolah-sekolah ditutup serta adanya pembatasan jam malam di Banda Aceh sekitarnya.

Toko, warung kopi, kafe serta kios-kios roti bakar dan warung burger, banyak yang tutup sebelum waktunya, sehingga membuat konsumen berkurang. Hal itu berdampak kepada pabrik rotinya, pemesanan roti jadi berkurang.

Salidi sangat berharap agar pandemi ini segera berakhir, sehingga akses pasar untuk penjualan rotinya bisa terbuka kembali dan omzet penjualanya kembali meningkat.

Dengan begitu, kata dia, usahanya mampu meningkatkan perekonomian sekitar dengan kembali membuka peluang bagi yang membutuhkan pekerjaan.

Kreatif dan Inovatif

Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)Aceh, Mohd Tanwier, kepada Waspadaaceh.com, Kamis (16/09/2021) mengimbau kepada seluruh IKM untuk lebih kreatif dan inovatif.

Para pelaku IKM diharapkan agar lebih memperhatikan kualitas dan tampilan kemasannya, dengan cara membuat kemasan dengan berbagai macam ide yang kreatif, sehingga membuat para pembeli tertarik.

“Saya berharap kepada setiap IKM dan UKM supaya lebih kreatif dan inovatif juga untuk lebih memperhatikan packaging nya agar banyak peminat,” ujarnya.

Mohd Tanwier juga mengatakan bahwa Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Aceh akan mendukung setiap IKM dan UKM di Aceh. (Isna Zahara)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER