Minggu, Desember 22, 2024
spot_img
BerandaGelombang Tinggi dan Angin Kencang: Nelayan Pidie Tidak Melaut, Harga Ikan Meroket

Gelombang Tinggi dan Angin Kencang: Nelayan Pidie Tidak Melaut, Harga Ikan Meroket

Sigli (Waspada Aceh) – Gelombang tinggi dan angin kencang yang melanda Selat Malaka, menyebabkan ratusan nelayan di pantai Jeumeurang, Kecamatan Kembang Tanjong, Kabupaten Pidie, Aceh, dilaporkan tidak berani melaut mencari ikan.

Dari pengamatan Waspadaaceh.com, Sabtu (20/2/2021), puluhan Kapal Motor (KM) berukuran besar terpantau bersandar di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kuala Tari. Begitu juga, sejumlah perahu kecil milik para nelayan tradisional terparkir di sepanjang tepi pantai Gampong (desa) Jeumeurang.

Para nelayan memilih tetap menyandarkan perahu di dermaga karena ketinggian gelombang laut mencapai satu sampai dua meter. Akibat banyaknya nelayan yang tidak mencari ikan ke laut, harga ikanpun melonjak tinggi.

Para nelayan di kawasan pesisir Kecamatan Kembang Tanjong, kabupaten Pidie, ini memilih tidak berlayar ke tengah laut demi menjaga keselamatan mereka.

Anwar, 35, salah seorang nelayan menyebutkan pasokan ikan di TPI Kuala Tari untuk saat ini sedang menurun. Pedagang pun hanya memiliki stok ikan dari beberapa hari sebelumnya sehingga harga ikan melonjak naik. Warga setempat mengatakan, harga ikan di pasar tradisional mencapai Rp50.000/Kg, padahal sebelumnya hanya sekitar Rp30.000/Kg.

“Jadi untuk mengisi waktu saat tidak melaut, para nelayan ini hanya bisa memperbaiki alat-alat tangkap. Misalnya memperbaiki jaring dan perahu yang rusak. Para nelayan berharap cuaca kembali normal dan mereka bisa melaut seperti biasa,” kata Anwar.

Yahya, 32, nelayan lainnya mengatakan, dalam kondisi cuaca ekstrem semacam ini, dia mengaku hanya bisa duduk di pantai merasakan angin yang bertiup kencang. Kata dia, cuaca ekstrem dan gelombang tinggi, membuat dia dan para nelayan lainnya di daerah itu jadi menganggur.

Selain tidak bisa melaut, kondisi rumah-rumah mereka juga rusak terutama bagian atap karena diterpa angin kencang. “ Sekarang bang, untuk beli seng buat ganti atap yang sudah jatuh karena diterpa angin saja saya tidak ada uang,” keluhnya. (Maza)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER