Singkil (Waspada Aceh) – Sudah menjadi tradisi, setiap bulan suci Ramadhan, khususnya menjelang Idul Fitri, masyarakat Aceh Singkil selalu berkumpul bersama keluarga maupun tetangga, untuk membuat kue sapik.
Kue sapik merupakan sajian untuk berbuka puasa. Selebihnya, makanan gurih ini, untuk sajian saat hari raya Idul Fitri. Gurihnya kue sapik racikan masyarakat Aceh Singkil ini membuat lidah tak ingin berhenti menikmatinya.
Bagi masyarakat di pesisir Singkil, memasak kue sapik ini sudah menjadi tradisi. Biasa mereka memasak dengan kayu bakar dan ada pula dengan kompor minyak atau gas.
Berbeda dengan masyarakat pesisir di Gosong Telaga Kec. Singkil Utara. Sepekan sebelum Ramadhan, sudah menjadi kebiasaan mereka berkumpul bersama sanak saudara maupun kerabat tetangga. Jauh hari mereka sudah mempersiapkan kebutuhan untuk memanggang kue sapik. Seperti kayu bakar, cetakan kue serta bahan-bahan adonan seperti tepung beras, telur ayam, santan kelapa, gula pasir, serta bumbu.
Cara memasaknya pun cukup unik, bukan orang perorangan. Mereka berkumpul dengan membuat kelompoknya masing-masing. Sementara yang lelaki bersiap menjaga kayu bakar dan bara api panggangan.
“Memasak kue sapik memakan waktu yang cukup lama. Jika saat bulan puasa sangat melelahkan. Untuk menghilangkan rasa lelah dan jenuh, harus dilakukan beramai-ramai. Bisa sambil bercengkrama dengan tetangga,” kata Yanti masyarakat Gosong Singkil Utara.
Menurut Yardi, warga Gosong lainnya, memasak kue sapik ini sudah menjadi tradisi dari nenek moyang mereka sebelumnya.(Cah)