Singkil (Waspada Aceh) – Akibat bangkai babi yang hanyut di Sungai Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, ternyata berpengaruh terhadap penghasilan nelayan maupun rumah makan di Singkil.
Saat ini warga masih enggan mengonsumsi ikan segar hasil laut maupun Sungai Singkil. Akibatnya lapak para pedagang ikan di pekan harian Pasar Singkil sudah empat hari ini sepi pembeli.
“Beberapa hari ini daya beli ikan kami sangat melemah, hal ini sudah berlangsung empat hari ini,” kata Buyung, salah seorang pedagang ikan di pasar harian Singkil, Selasa (19/11/2019).
Menurut Buyung, hal itu karena beberapa hari ini warga terpengaruh dengan ditemukannya sejumlah bangkai babi yang hanyut di sungai, yang diduga berasal dari para peternak di sejumlah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara,yang sengaja dibuang ke sungai setelah mati terkena virus kolera.
“Entah sampai kapan ini berlangsung. Kalau sampai seminggu begini terus, kami bisa tumpur,” ucap Buyung.
Merosotnya daya beli ikan sebagai lauk makan juga dirasakan oleh para pemilik rumah makan di Aceh Singkil. Meski harga ikan turun dari sebelumnya, warga tetap enggan membeli ikan segar.
“Harga ikan memang anjlok, saya akui. Namun yang makan di warung saya dampaknya saya rasakan juga sekarang, sangat minim,” ungkap Acu Pat, salah seorang pedagang rumah makan sederhana di Pulo Sarok, Kecamatan Singkil.
Minimnya pembeli ikan segar di pasar maupun sajian berbahan ikan ini setelah munculnya kabar bangkai babi yang hanyut di sungai. Selain merasa jijik, warga juga khawatir penyakit yang ditimbulkan oleh bangkai babi bisa mencemari air sungai.
Sementara itu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Singkil, yang sempat mendistribusikan air bersih ke warga pada Minggu malam, kembali menghentikan distribusi air bersih pada Senin kemarin. Itu terjadi setelah ditemukan kembali beberapa bangkai babi yang hanyut di sungai.
“Tadi malam masih ada lagi bangkai babi yang hanyut di Sungai Singkil, kawasan Suka Makmur. Ada sekitar 3 ekor yang hanyut,” kata Guntur, warga Desa Kuta Simboling, Selasa (19/11/2019). (Arief)
