Kutacane (Waspada Aceh) – Enam desa di Kecamatan Bambel, Aceh Tenggara, terancam hilang disapu banjir, akibat jebolnya tanggul pengaman sungai Lawe Alas di Kute Biakmuli dan beberapa wilayah lainnya, Sabtu (2/11/2019).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Aceh Tenggara, Muhammad Hasbi, kepada Waspada, Minggu (3/11/2019), mengatakan hal itu ketika meninjau tanggul jebol di kawasan kute Biakmuli dan Pedesi.
Dia mengatakan, kendati yang jebol hanya sekitar 100 meter saja, namun dampaknya sangat berbahaya, karena aliran sungai dipastikan akan berpindah dan mendekati pemukiman. Bahkan akan membelah pemukiman dan perumahan penduduk di beberapa kute atau desa.
Wilayah desa yang terancam raib akibat dihantam banjir paska jebolnya tanggul dan beronjong pengaman tersebut Sabtu dinihari, diantaranya Biakmuli, Biakmuli Baru, Terutung Megara Asli, Kute Antara, Pedesi dan Kute Terutung Payung Hulu Kecamatan Bambel.
Sebelum tanggul tersebut jebol, aliran sungai Alas bisa dikendalikan dan berada pada jalur yang aman bagi warga di enam desa itu. Namun setelah jebolnya tanggul tersebut, sedikit saja debit sungai bertambah, dikhawatirkan arus sungai akan berpindah menuju pemukiman dan perumahan warga di Biakmuli sampai ke Terutung Payung.
Bahkan saat ini, sebagian aliran sungai Alas telah berpindah ke areal perkebunan dan pemukiman penduduk di Kute Antara, Terutung Megara Asli, Biakmuli, Biakmuli Baru dan Kute Pedesi.
”Sedikit saja debit air bertambah, bukan hanya kebun dan rumah warga yang dihantam derasnya aliran sungai, namun abudmen jembatan rangka baja Lawe Alas di Kute Pedesi pun diprediksi akan jadi sasaran hantaman banjir,” ujar Hasbi. didamping Kabid, Dicki dan Fadli.
Sebelum menjadi sasaran banjir dan untuk menghindari kerugian akibat bahaya banjir maupun abrasi, pihak BPBD telah melaporkan masalah itu kepada Wakil Bupati Aceh Tenggara, Bukhari dan Sekdakab, M.Ridwan.
Paling tidak, ujar Hasbi, dibutuhkan pemasangan dan pembangunan beronjong atau tanggul pengaman sungai di Biakmuli sampai ke Bambel Gabungan sepanjang 300 sampai 400 meter. Karena wilayah tersebut merupakan daerah rawan banjir karena beberapa meter tanggul pengaman sungai Alas telah jebol.
Kepala BPBD, Muhamamd Hasbi, juga secara resmi telah menyampaikan pada Wabup dan Sekdakab, selain enam desa di Kecamatan Bambel yang terancam raib setelah jebolnya tanggul pengaman sungai Alas, beberapa wilayah seperti Natam di Kecamatan Badar, Lawe Kongker Kecamatan Lawe Alas dan Kute Rambe di Kecamatan Darul Hasanah serta Kute Bener Bepapah Kecamatan Ketambe, perlu juga dibangun tenggul pengaman sungai.
Pasalnya, wilayah tersebut dalam beberapa hari ini telah menjadi sasaran banjir akibat meluapnya sungai dan jebolnya beberapa meter tanggul pengaman sungai Alas dan sungai kecil lainnya di empat kecamatan sekitarnya tersebut.
Kepada Waspada, Wakil Bupati Bukhari dan Sekdakab Muhammad Ridwan mengatakan, penanganan penanggulangan banjir paska jebolnya beberapa meter tanggul pengaman sungai Alas, perlu segera dilakukan agar dampaknya tidak terlalu besar dan kerugian warga di sepanjang DAS bisa diminimalisir.
Pihak BPBD Aceh Tenggara diminta agar segera mempersiapkan persyaratan administrasi yang dibutuhkan agar upaya penanggulangan dan pencegahan banjir yang lebih luas bisa diantispasi.
”Upaya pencegahan dan antisipasi harus segera dipenuhi. Jika sudah terpenuhi, secepatnya membangun tanggul pengaman atau beronjong pengaman tebing sungai agar warga puluhan desa merasa nyaman,” ujar Wabup Bukhari. (Ali Amran)