Jakarta (Waspada Aceh) – Hingga Minggu hari ini (30/9/2018), korban tewas akibat gempa bumi dan tsunami yang melanda Palu dan sejumlah daerah lainnya di Provinsi Sulawesi Tengah tercatat telah mencapai 832 orang.
Dalam jumpa pers, Minggu siang (20/9/2018), sebagaimana dilaporkan BBC News Indonesia, juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, jumlah korban terbanyak berada di Palu, yaitu 821 orang. Adapun korban tewas di Donggala mencapai 11 orang.
Tetapi Sutopo mewanti-wanti, jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah. Namun jalur komunikasi di sebagian daerah masih terputus, sehingga sulit mendapatkan data kondisi di daerah yang terdampak gempa.
“Kabupaten Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong, listrik padam, komunikasi tidak intensif. Kita tidak tahu secara pasti bagaimana dampak gempa dan tsunami. Bagaimana penanganan. Korban yang diduga tertimbun reruntuhan, masih banyak. Banyak daerah-daerah yang belum terjangkau,” kata Sutopo.
Sutopo menyebutkan, aktifitas pencarian dan penyelamatan korban oleh Badan SAR Nasional difokuskan di Hotel Roa-Roa.
“Hotel itu rata dengan tanah, diperkirakan 50 sampai 60 orang tertimbun. Operasi SAR tidak mudah. Banyak kendala, listrik padam, komunikasi terbatas, alat berat terbatas. Kita kerahkan alat berat yang di Palu, namun jumlahnya tidak mencukupi dibanding kerusakan yang ada di Palu. Mengirim alat berat dari luar kota Palu, terkendala akses jalan,” papar Sutopo sebagaimana ditulis BBC News Indonesia.
Secara terpisah, M Syaugi, Kepala Basarnas mengakui minimnya alat berat membuat upaya pencarian dan penyelamatan menjadi kendala.
“Kita berpacu dengan waktu. Waktunya sangat terbatas. Kalau ada korban selamat, mereka pasti sangat lemah. Saya panggil nggak ada suara. Saya nggak ada pilihan kecuali alat berat didatangkan,” ujarnya.
Minggu hari ini, (30/9/2018), Presiden Joko Widodo tiba di Kota Palu dan langsung memimpin rapat terbatas dengan jajarannya terkait bencana gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah. Secara terpisah, Presiden RI meminta prajurit TNI untuk membantu proses rehabilitasi dan rekonstruksi di Sulawesi Tengah.
Sementara itu, kepada BBC News Indonesia, Nimas, relawan organisasi Aksi Cepat Tanggap (ACT), mengaku telah mencapai Kabupaten Donggala dari Provinsi Gorontalo melalui jalur darat. Perjalanan itu dimungkinkan setelah pada Minggu pagi (30/9/2018) akses ke Kabupaten Donggala dari arah utara telah terbuka.
“Sepanjang perjalanan saya melihat rumah-rumah rata dengan tanah. Lalu mobil-mobil pelintas rusak tertimpa longsoran batu. Bahkan ada kapal yang terseret ke pinggir jalan,” ujar Nimas.