Minggu, Desember 22, 2024
spot_img
Beranda74 Peluru Tembus Tubuh Orang Utan Asal Subulussalam

74 Peluru Tembus Tubuh Orang Utan Asal Subulussalam

Banda Aceh (Waspada Aceh) – BKSDA Aceh Seksi Wilayah 2 Subulussalam bersama mitra WCS-IP dan OIC mengevakuasi Orang Utan Sumatera (Pongo abeli) dari perkebunan warga, tepatnya di Gampong Bunga Tanjung, Kecamatan Sultan Daulat, Subulussalam, dalam kondisi kritis.

Evakuasi ini dilakukan setelah mendapat laporan dari masyarakat yang mengatakan adanya orang utan dalam kondisi sekarat di kebun warga. Mendapat laporan itu tim BKSDA ke lokasi dan segera melakukan evakuasi penyelamatan.

Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo kepada wartawan, Rabu (13/3/2019) mengatakan, kondisi nduk orang utan mengalami luka tembak cukup parah. Mirisnya lagi, anak orang utan tersebut tidak berhasil diselamatkan, diduga saat itu dalam keadaan kekurangan nutrisi.

Sapto menyebutkan, induk orangutan itu diberi nama Hope, dan saat ini masih menjalani perawatan di Pusat Karantina Orang Utan di Sibolangit, Sumatera Utara. Sementara anak orang utan yang mati juga dikuburkan di kampung setempat.

“Dari hasi pemeriksaan di Pusat Karantina Orang Utan, Hope memiliki berat badan 35,68 kilogram. Kondisi rambut kusam dan kulit bersisik dengan status dehidrasi lebih dari 10 persen,” ujarnya lagi.

Bagian mulut Hope terlihat bengkak dengan banyak bekas luka dan memar. Mata kanan terlihat bengkak dan sudah mengalami kerusakan permanen (bagian mata sudah mengecil berwarna putih susu) yang mungkin kerusakannya terjadi lebih dari 2 hingga 3 bulan yang lalu.

“Mata kiri rusak dengan pendarahan di bagian kornea dan pupil, diakibatkan tembakan 3 butir peluru senapan angin,” kata Sapto.

Hope juga memiliki luka lebam di seluruh tubuh, terutama bagian kedua tangan, luka sayatan terbuka di beberapa bagian, seperti bagian tangan kanan dengan lebar luka 10 sentimeter.

Tangan kiri luka di bagian jari-jari dengan lebar luka 2 hingga 3 sentimeter, kaki kanan luka terbuka di bagian paha atas dengan lebar luka 10 sentimeter. Lukanya terlihat seperti luka sayatan benda tajam.

Hasil pemeriksaan dengan x-ray, ditemukan peluru senapan angin sebanyak 74 butir, tersebar di seluruh badan. Hope juga mengalami patah tulang clavicula kiri terbuka yang dalam.

“Kondisi Hope masih belum stabil sehingga masih akan berada di kandang treatment untuk mendapatkan perawatan intensive 24 jam,” kata Sapto lagi.

Orangutan Sumatera (Pongo abelii) merupakan salah satu jenis satwa liar yang dilindungi dari Kelompok Mamalia Primata Famili Hominidae berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.20/Menlhk/ Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar Yang Dilindungi, yang saat ini dalam ancaman kepunahan.

“Kejadian di Subulussalam ini merupakan kejadian keempat penggunaan senapan angin untuk menyerang orangutan di wilayah Aceh, selama kurun waktu 2010-2014. Kejadian pertama di Aceh Tenggara, kedua di Aceh Selatan, ketiga di Aceh Timur dan terakhir di Subulussalam ini,” ungkapnya.

BKSDA Aceh mengecam keras tindakan yang dilakukan oleh orang-orang yang menganiaya satwa liar dilindungi undang-undang itu di Gampong Bunga Tanjung Kecamatan Sultan Daulat, Subulussalam itu.

“BKSDA Aceh telah berkoordinasi dengan Dirjen Penegakan Hukum LHK melalui Balai Penegakan Hukum LHK Wilayah Sumatera untuk mengusut tuntas kasus kematian bayi orangutan Sumatera dan penganiayaan induknya di Subulussalam ini. Balai Gakkum Wilayah Sumatera didukung BKSDA Aceh, berkomitmen untuk dapat mengungkap kasus ini,” tegas Sapto.

BKSDAjuga telah berkoordinasi dengan Polda Aceh, meminta pihak Polda melakukan penertiban peredaran senapan angin yang ada di Aceh yang diduga kerap digunakan untuk berburu atau pun untuk menganiaya satwa liar, khususnya satwa yang dilindungi.(gito)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER