Kamis, Mei 2, 2024
Google search engine
BerandaAceh4 Guru Besar Asia Tenggara Kunjungi Baitul Arqam untuk Melihat Pendidikan Islam...

4 Guru Besar Asia Tenggara Kunjungi Baitul Arqam untuk Melihat Pendidikan Islam di Aceh

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Dalam rangka silaturahmi dan melihat perkembangan pendidikan Islam di Aceh, empat guru besar Asia Tenggara mengunjungi Dayah Pesantren Baitul Arqam, Aceh Besar, Selasa, (7/3/2023).

Para guru besar tersebut adalah Prof. Dr. Jamhari Makruf. Dia adalah Guru Besar Antropologi Islam dan Wakil Rektor Bidang Riset, Kerja Sama, dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Internasional Indonesia. Kedua Prof.Takeshi Kohno, dia merupakan Profesor Ilmu Politik Tokyo Eiwa, Jepang.

Ketiga, Prof.Kamarulnizam Abdullah, Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Kebangsaan Malaysia dan Prof. Zulkifli Wadi, Guru Besar Kajian Islam Universitas Filipina. Kedatangan keempat guru besar itu didampingi
dosen UIN Ar-Raniry, Dr. Hasnul Arifin.

Humas Dayah Pesantren Baitul Arqam, Syarifah Aini mengatakan, kunjungan berlangsung pukul 09.00-11.30 WIB di kantor Dayah Baitul Arqam yang didampingi Wakil Mudir Baitul Arqam, M. Naufal Hidayat, Kepala Pengasuh, Laksamana Muflih, Kepala Madrasah Tsanawiyah, Kepala Madrasah Aliyah dan para pengasuh di lingkungan pesantren Baitul Arqam.

“Dalam kunjungan tersebut hadir pula Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, A. Malik Musa,” ujarnya.

Aini menjelaskan, kunjungan guru besar itu dalam rangka silaturahmi dan melihat perkembangan pendidikan Islam di Aceh.

“Keempat guru besar ini, mengadakan penelitian mengenai pendidikan Islam di Asia Tenggara untuk mengetahui perkembangan, mutu pendidikan dan ketahanan lembaga pendidikan dalam menghadapi perkembangan zaman. Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi pengembangan pesantren di Aceh,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Mudir Baitul Arqam, Naufal Hidayat menjelaskan saat mendampingi guru besar menyampaikan kondisi pesantren Muhammadiyah khususnya Baitul Arqam, tantangan eksternal dan hal-hal yang sudah dicapai.

“Para guru besar kami ajak berkeliling melihat langsung kondisi pesantren, mulai dari dapur, asrama, hingga ruang kelas dan menyaksikan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung,” kata Naufal.

Menurut dia, kunjungan ini memang singkat, tetapi bisa membangkitkan optimisme untuk memajukan pendidikan Islam di Aceh. Dia berharap, seiring meningkatnya perhatian para akademisi, meningkat pula kualitas pesantren-pesantren, khususnya pesantren Muhammadiyah di seluruh Aceh.

“Saya sudah lama bekerja sama dengan Muhammadiyah. Sejak 2006 kami mengadakan kerja sama di berbagai bidang dan bisa dikatakan saya merupakan perwakilan Muhammadiyah di Jepang. Kami senang mengunjungi pesantren Muhammadiyah dan mengetahui perkembangan dan tantangan yang dihadapi selama ini,” timpal salah satu guru besar, Takeshi. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER