Minggu, Desember 22, 2024
spot_img
BerandaAcehKa BKKBN Aceh: Stunting Bisa Dicegah

Ka BKKBN Aceh: Stunting Bisa Dicegah

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Sahidal Kastri, siap bekerjasama dengan Perguruan Tinggi di Aceh untuk meneliti penyebab utama tingginya angka stunting di Provinsi Aceh.

Hal itu dikatakannya saat gelar kegiatan workshop Penyiapan Generasi Emas bagi Kabupaten untuk mencegah stunting melalui program BKB, di Kabupaten Pidie, Jumat (10/5/2019).

“Secara kasat mata dan kearifan lokal kita di Aceh ini yang penting diperhatikan adalah pemberian ASI kepada anak. Selanjutnya juga kasih sayang kepada ibu hamil sehingga janinnya bisa tumbuh normal. Untuk jangka panjang adalah pentingnya pendidikan pra nikah, kalau ini kita lakukan maka stunting ini bisa kita cegah,” kata Sahidal.

Sahidal mengatakan, setidaknya ada dua faktor utama penyebab stunting, yaitu faktor nutrisi dan gizi dan faktor pola asuh. Oleh sebab itu dia meminta kepada peserta workshop untuk mengkampanyekan tentang pendewasaan usia perkawinan, mengatur jarak kelahiran, serta pendidikan pra nikah.

“Pada kegiatan ini kita juga membagikan brosur-brosur pedoman dan petunjuk yang menjadi bahan bagi petugas di desa. Sehingga disosialisasikan di tengah masyarakat apa sebenarnya penyebab stunting tersosialisasi dengan baik,” ujarnya.

Sahidal menambahkan, untuk 2019 ini terdapat tiga kabupaten di Provinsi Aceh yang menjalankan program pencegahan stunting, yaitu kabupaten Pidie, Aceh Tengah, dan Aceh Timur.

“Program stuting sudah berjalan di 30 desa di tiga kabupaten, masing-masing Pidie, Aceh Tengah dan Aceh Timur. Pada tahun 2020 akan ditambah lagi sebanyak 70 desa di 7 kabupaten, karena rata-rata kabupaten/kota di Aceh memiliki masalah yang sama soal stunting,”paparnya.

Kabid Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KS-PK), Nurzikra Hayati menambahkan, BKKBN juga menjalankan program unggulan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang juga harus dikampanyekan di gampong-gampong (desa).

“Lakukan pola asuh secara berimbang baik oleh ibu maupun ayah. Kalau ini mampu dilakukan maka pencegahan stunting di Aceh akan terwujud. Apalagi di Aceh pemberian ASI masih 55 persen dari data Dinkes Aceh pada 2017, ”sebutnya

Sebut Nurzikra, 270 hari masa hamil, tugas ayah menyiapkan makanan bergizi dan memberikan kasih-sayang, dan 730 hari selanjutnya setelah melahirkan gizi tetap diperhatikan sehingga ASI banyak untuk anak.(ril/akb)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER