Selangor, Malaysia (Waspada Aceh) – Hujan baru saja reda ketika kami tiba di Batu Caves, Selangor Malaysia, Jumat siang (22/2/2025).
Awan kelabu menggantung rendah di atas bukit kapur yang menyimpan salah satu kuil Hindu terbesar di luar India. Rintik air jatuh dari langit, membasahi anak tangga warna-warni yang mengular menuju mulut gua utama.
Di kejauhan, patung Dewa Murugan setinggi 42,7 meter berdiri gagah, tubuh emasnya berkilauan tersapu sisa-sisa air hujan. Seolah alam baru saja menyepuhnya ulang.
“Ini tantangan, tapi juga berkah. Pascahujan, suasana terasa lebih dramatis,” ujar Fahmi, seorang wisatawan yang tengah melapisi kameranya dengan plastik anti-air. Ia sibuk mengatur lensa, berusaha menangkap refleksi patung di genangan air yang tersisa.
Di pelataran, puluhan merpati berputar-putar. Sayap mereka mengepak cepat saat para wisatawan menaburkan biji-bijian di atas paving block basah.
Di tengah riuhnya wisatawan, Rukiah, jurnalis dari Aceh, tampak sibuk mengabadikan momen di Batu Caves. Ponselnya tak henti merekam sudut demi sudut, terutama dengan latar patung Dewa Murugan yang menjulang megah. Ia mengatur posisi, memastikan cahaya pas untuk menghasilkan potret terbaik.
Namun, perhatiannya tak hanya tertuju pada ikon raksasa itu. Sesekali, ia melirik ke bangunan kuil di sebelah kanan, tempat umat Hindu tengah beribadah. Dengan langkah pelan, ia mendekat, mengintip dari celah pintu. Suara lonceng kecil berpadu dengan aroma dupa yang menyebar lembut dari dalam.
Tak ingin mengganggu, Rukiah memilih merekam suasana dari kejauhan. Jari-jarinya lincah menekan tombol kamera, mengabadikan momen para pemuja yang khusyuk dalam ritual mereka.
Untuk dikehatui, Batu Caves diperkirakan sudah berumur cukup tua. Patung itu terbuat dari 1550 meter kubik beton, 250 ton bar baja dan 300 liter cat emas yang didatangkan dari Thailand.
Momen di Batu Caves bukan hanya sekadar perjalanan wisata, tetapi juga kesempatan untuk melihat dan merasakan keberagaman lebih dekat.
Setiap foto yang diabadikan tidak hanya merekam keindahan tempat ini, tetapi juga membawa cerita tentang harmoni dan toleransi. (*)