Banda Aceh (Waspada Aceh) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca untuk wilayah Provinsi Aceh, menyusul potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang diperkirakan terjadi dalam tiga hari ke depan, mulai 15-17 Juli 2025.
Forecaster on Duty BMKG Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda, Fitriana Nur, menjelaskan bahwa potensi hujan dipicu oleh sejumlah faktor meteorologis seperti aktifnya Gelombang Rossby Ekuatorial, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO), serta adanya belokan dan konvergensi angin di wilayah maritim Indonesia, termasuk Aceh.
Ditambah lagi, suhu muka laut yang hangat di Perairan Aceh mendukung peningkatan penguapan dan pembentukan awan hujan.
“Prakiraan cuaca untuk setidaknya tiga hari ke depan, potensi terjadinya hujan masih cukup merata di wilayah Aceh,” sebutnya kepada Waspadaaceh.com, Selasa (15/7/2025).
Adapun wilayah-wilayah yang diperkirakan berpotensi diguyur hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang pada hari ini Selasa (15/7/2025) adalah Aceh Timur, Bireuen, Aceh Utara, Bener Meriah dan Simeulue.
Kemudian pada Rabu (16/7/2025) daerah yang diperkirakan terjadi hujan lebat adalah wilayah Bener Meriah, Aceh Timur, Aceh Jaya, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Subulussalam, Aceh Singkil, Aceh Utara, Pidie, Aceh Tenggara dan Gayo Lues.
Sementara pada Kamis (17/7/2025) daerah Aceh Jaya dan Aceh Barat diperkirakan akan diguyur hujan lebat.
Karena itu, BMKG Aceh mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, dan pohon tumbang akibat hujan deras yang terjadi terus-menerus atau berdurasi lama.
Masyarakat juga diminta berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan, terutama saat hujan dan angin kencang melanda.
“Jika terlihat awan gelap pekat dan hujan mulai turun di wilayah perbukitan, warga disarankan segera menjauhi lereng dan aliran sungai guna menghindari potensi longsor atau banjir bandang,” sebutnya.
Begitu juga untuk jasa penyeberangan atau para nelayan tidak memaksakan diri untuk melaut apabila terjadi cuaca ektrem. (*)
