Banda Aceh (Waspada Aceh) – Warung makan Seracik yang terletak di Jalan S. Assumatrani, Kopelma Darussalam, Banda Aceh, menjadi salah satu destinasi makan siang favorit mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry dan Universitas Syiah Kuala.
Lokasinya strategis di antara dua kampus besar, harga ramah kantong, dan menu yang sederhana namun khas. Warung ini selalu dipadati pengunjung sejak pukul 10.00 WIB hingga sore hari.
Pemilik warung, Sultan (30), menceritakan bahwa usaha ini dirintis bersama adiknya, Misbah. Nama Seracik dipilih untuk memberi kesan berbeda dan menonjolkan ciri khas hidangan mereka. Awalnya, warung ini hanya memiliki dua meja dan belum banyak dikenal.
“Pernah dari pagi sampai sore hanya terjual satu porsi,” kenang Sultan saat ditemui Senin (10/9/2025). Namun, berkat rekomendasi dari mulut ke mulut, Seracik kini mampu melayani hingga ratusan pelanggan per hari.
Menu nasi ayam daun jeruk menjadi favorit utama di warung ini. Berbeda dari nasi ayam pada umumnya, Seracik menambahkan daun jeruk untuk memberikan aroma segar yang khas. Hidangan ini disajikan dengan nasi panas dan lauknya adalah ayam goreng spesial racikan khas mereka, yaitu campuran ayam goreng, kol, dan terong goreng, serta tingkat kepedasan yang bisa disesuaikan selera pelanggan.
Selain nasi ayam, mie kari khas Seracik juga menjadi menu andalan. “Kami ingin memberikan sesuatu yang berbeda dari tempat lain, makanya kami pakai daun jeruk agar rasanya lebih unik,” ujar Sultan.
Harga makanan di Seracik dibanderol mulai dari Rp13.000 per porsi. Keputusan ini sengaja diambil agar tetap terjangkau bagi mahasiswa. “Kalau ada mahasiswa bawa uang Rp15.000, mereka bisa beli nasi Rp13.000 dan es kosong Rp2.000. Jadi tetap pas di kantong,” jelas Sultan.
Selain karena cita rasanya, Seracik juga digemari karena lokasinya yang hanya berjarak dua hingga tiga menit dari dua kampus besar di Banda Aceh. Mahasiswa bisa langsung kembali ke kelas setelah makan siang tanpa harus menempuh perjalanan jauh. Suasana sederhana namun nyaman membuat warung ini menjadi titik pertemuan favorit untuk berdiskusi tugas atau sekadar bersantai.
“Selain enak, porsinya pas dan suasananya nyaman. Saya hampir tiap hari makan di sini,” kata Hara (22), salah satu mahasiswa yang berlangganan di warung ini.
Sultan mengatakan tidak ada tantangan besar selama menjalankan usahanya, hanya saja saat akhir pekan pengunjung sedikit berkurang karena sebagian mahasiswa libur. Meski begitu, Seracik tetap ramai, bahkan sering dipadati pelanggan dari kalangan dosen dan pegawai kampus.
Dengan cita rasa otentik, harga terjangkau, dan keramahan pemiliknya, Seracik telah menjadi bagian penting dari kehidupan mahasiswa di Banda Aceh. Warung ini bukan hanya tempat makan, tetapi juga ruang berbagi cerita dan inspirasi bagi anak muda di Darussalam. (Nisrin)