Selasa, April 22, 2025
spot_img
BerandaTulisan FeatureWarga Aceh Besar Giat Tekuni Energi Surya, dari Hobi Jadi Solusi

Warga Aceh Besar Giat Tekuni Energi Surya, dari Hobi Jadi Solusi

Dengan belajar secara otodidak lewat internet dan buku, Alwi mulai merakit sistem sederhana tenaga matahari.

Sore itu, Senin (21/4/2025), T. Alwi (54), berdiri di atas atap rumahnya di Aceh Besar. Ia membersihkan panel surya yang sudah beberapa tahun terpasang.

Lelaki ini menyeka permukaan hitam dari panel-panel yang memanjang rapi. Setiap unit, berukuran sekitar satu meter persegi, dapat menyerap panas sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga.

Tren perumahan ramah lingkungan dengan listrik berbasis energi terbarukan kian berkembang. Alwi memasang panel surya bertenaga 6,200 watt atau 6,2 kilowatt (kW).

Meski sehari-hari bekerja sebagai akuntan, Alwi memiliki minat yang kuat pada kelistrikan. Hobi mengutak-atik kabel dan sistem daya menjadi jalan baginya untuk menjajal teknologi tenaga surya.

“Awalnya ingin menghemat listrik rumah. Tapi makin lama, saya jadi tertarik mendalaminya,” tuturnya.

Dengan belajar secara otodidak lewat internet dan buku, Alwi mulai merakit sistem sederhana tenaga matahari.

Sejak 2019, ia membeli panel surya sedikit demi sedikit. Kini, sebanyak 40 papan panel sudah terpasang di atap rumahnya.

Sistem itu bekerja secara off-grid, mandiri, tidak bergantung pada jaringan listrik PLN. Energi yang ditangkap panel disimpan dalam baterai, lalu diubah oleh inverter agar bisa digunakan untuk alat-alat rumah tangga.

Warga Aceh Besar T.Alwi saat memperlihatkan ruangan inventer untuk menangkat energi panel surya. (Foto/Cut Nauval D)

Hemat dan Ramah Lingkungan

Dulu, tagihan listrik rumah Alwi bisa mencapai Rp1 juta setiap bulan. Sekarang, hanya sekitar Rp200 ribu.

“Penghematannya lumayan, dan lebih tenang juga karena tak sepenuhnya bergantung pada PLN,” ujarnya.

Ketika listrik padam, keluarganya tetap bisa beraktivitas seperti biasa. Bagi Alwi, teknologi ini bukan cuma soal efisiensi, tapi juga kontribusi nyata untuk lingkungan.

“Dengan menggunakan energi matahari, saya merasa ikut menjaga kelestarian bumi,” ucapnya.

Komitmen Pribadi untuk Bumi

Memperingati Hari Bumi setiap 22 April, Alwi mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan sumber daya alam.

“Energi matahari itu anugerah tak terbatas. Sudah sepatutnya kita manfaatkan secara bertanggung jawab,” katanya.

Bagi Alwi, menjaga bumi tak harus muluk. Cukup dimulai dari rumah: mengurangi konsumsi listrik berlebih, memilih energi terbarukan, dan menanam pohon di sekitar rumah.

Ia juga kerap menanam pohon di lingkungannya. Baginya, menanam berarti menanam oksigen, harapan, dan kehidupan. Karena saat kita memberi kebaikan kepada alam, alam pun akan memberi kebaikan kembali. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER