Minggu, Juli 6, 2025
spot_img
BerandaAcehUnsyiah Janji Buatkan Kemasan untuk Produk Bubuk Kopi dan Pupuk Abusyik

Unsyiah Janji Buatkan Kemasan untuk Produk Bubuk Kopi dan Pupuk Abusyik

Sigli (Waspada Aceh) – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh akan membantu membuat merek, dan merancang kemasan produk bubuk kopi fermentasi dan pupuk organik milik Abusyik, panggilan akrab Roni Ahmad, Bupati Pidie.

“Tadi bapak Bupati Pidie bisik sama saya kalau beliau sedang mengembangkan pupuk organik, dan bubuk kopi fermentasi. Rasa kopinya tentu sangat berbeda dengan rasa kopi biasa. Makanya tugas kita nanti membuat merek, kemudian juga merancang kemasan yang bagus sehingga dengan demikian akan bisa dijual baik dalam pasar lokal mapun nasional,” kata Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah, Nasir Azis, di Pendopo Bupati Pidie, Minggu (15/11/2020).

Profesor Nasir Azis bersama rombongan diterima Bupati Pidie Roni Ahmad di pendopo dalam rangka kegiatan pengabdian masyarakat di Kabupaten Pidie. Dalam kesempatan itu, Bupati Pidie Roni Ahmad dan dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Nasir Azis  menandatangani nota kesapahaman kerjasama.

Pada kesempatan itu Plt Kadis Pendidikan Kabupaten Pidie Ridwandi juga melakukan penandatanganan Mou bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah.

“Sekarang sudah berubah paradigma dengan istilah industri 4.0. Jadi di jaman now semua dilakukan dengan online. Makanya saya kira kewajiban kita sebagai orang kampus, bagaimana kita bisa memasarkan produk UMKM tidak lagi secara manual. Tetapi mesti kita pasarkan secara digital,” kata Nasir Azis. Apalagi, lajut dia, dalam kondisi pandemi COVID-19.

Situasi ekonomi di dunia, termasuk Indonesia, sekarang terpuruk akibat pandemi COVID-19. “Yang katanya Jerman hebat, sekarang pertumbuhan ekonominya minus 12 persen. Amerika hebat sekali dan kokoh ekonominya, sekarang pertumbuhan ekonominya minus 8 persen. Inggris minus dan Singapore, itu lebih parah minusnya 16 persen. Sedangkan Indonesia pada kuartal ke kedua, minus 5 persen dan pada kuartal ke tiga masih minus 3,4 persen,” jelas Nasir Azis.

Artinya sambung dia, pandemi COVID-19 ini menuntut semua pihak bagaimana melakukan sesuatu yang baru, dan salah satu yang harus  dilakukan yakni menjual produk-produk secara online. “ Tidak lagi bertemu fisik, tetapi via online atau onair,” katanya. (b06)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER