Banda Aceh (Waspada Aceh) – Ketua Umum Partai Adil Sejahtera (PAS) Aceh, Tu Bulqaini Tanjongan, memberikan tanggapan terkait isu yang menyebut dirinya telah dinonaktifkan dari jabatan Ketua Tanfidziyah PAS Aceh.
Kepada Waspadaaceh.com, Sabtu (7/12/2024), Tu Bulqaini menyatakan tidak menerima pemberitahuan resmi apa pun dari partai terkait kabar tersebut.
“Saya baru tahu soal ini dari wartawan yang menghubungi saya satu jam yang leawat. Saya sendiri terkejut dan heran, karena sampai saat ini saya belum menerima pemberitahuan apa pun,” ujar Tu Bulqaini.
Menurutnya, mekanisme pergantian kepengurusan di tubuh PAS Aceh tidak boleh dilakukan secara mendadak. Sesuai aturan partai, proses tersebut harus diawali dengan pemberian Surat Peringatan (SP).
“Biasanya ada SP 1, lalu SP 2 jika yang bersangkutan tidak merespon. Setelah SP 3 dan tetap tidak ada konfirmasi, barulah diberhentikan. Sampai sekarang, saya tidak pernah menerima proses seperti itu,” tegasnya.
Tu Bulqaini menyebutkan isu sengaja dimainkan dan hal yang lumrah terjadi dalam politik. Namun, ia mengingatkan bahwa menyebarkan informasi hoaks atau fitnah sangat bertentangan dengan hukum, terlebih hukum Islam.
Beberapa hari lalu, ia mengakui sempat diminta oleh pimpinan media untuk memberikan ucapan selamat kepada Pasangan Calon (Paslon) 02 Pilkada Aceh, Muzakir Manaf-Manaf-Fadhlullah. Namun, ia menolak karena proses rekapitulasi Pilkada masih berlangsung, dan Paslon 01 dikabarkan akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
“Jika nanti semua proses selesai dan Mualem memang pemenangnya, tentu kita akan ucapkan selamat. Namun, saya tidak akan mengucapkan selamat kepada pasangan yang sudah punya anak sebelum pernikahannya jelas,” ujarnya memberikan perumpamaan.
Tuduhan Gaya Kepemimpinan
Di sisi lain, beredar informasi Tu Bulqaini dinonaktifkan didasari oleh gaya kepemimpinannya yang dinilai terlalu otoriter atau “one man show”. Sehingga hal ini disebut menyebabkan perpecahan di tubuh partai PAS Aceh.
Selain itu, isu ketidaktransparan dalam kebijakan keuangan partai juga disebut sebagai pemicu ketegangan di Majelis Tanfidziyah PAS Aceh. Namun, tuduhan ini dibantah oleh Tu Bulqaini.
“Bendahara kami sangat teliti dan selektif dalam mengelola keuangan partai. Semua tuduhan itu tidak berdasar,” tegasnya.
Tu Bulqaini menutup pernyataannya dengan memastikan bahwa kabar tentang pemberhentiannya tidak benar dan meminta semua pihak untuk menahan diri dari menyebarkan informasi yang belum terbukti. (*)