Banda Aceh (Waspada Aceh) – Inflasi di Aceh pada Desember 2024 mencapai 0,57 persen. Penjabat Gubernur Aceh, Safrizal ZA, meminta verifikasi mendalam terkait penyebab utama inflasi yang didominasi oleh kenaikan harga kebutuhan pokok seperti telur ayam, beras, dan ikan.
Inflasi di Aceh melonjak pada akhir tahun 2024, mencapai angka 0,57 persen. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh menunjukkan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang terbesar kenaikan inflasi.
Telur ayam ras tercatat menjadi komoditas utama yang berkontribusi sebesar 0,10 persen, diikuti ikan bandeng (0,05 persen), ikan tongkol (0,04 persen), serta beras dan ikan kembung yang masing-masing menyumbang 0,04 persen.
Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal ZA, menyoroti situasi ini dengan serius.
“Jika ternyata produksi lokal tidak mampu mencukupi, kita harus memastikan distribusi dari luar daerah berjalan lancar,” katanya dikutip waspadaaceh.com melaui akun youtube BPS Aceh, Senin (6/1/2025).
Safrizal menekankan pentingnya investigasi lebih lanjut terhadap kenaikan harga komoditas tertentu, terutama ikan bandeng, yang selama ini jarang menjadi faktor dominan dalam inflasi.
“Apakah ini akibat cuaca, penurunan hasil tangkapan, atau masalah distribusi, harus segera diketahui,” ujarnya.
Meski Aceh dikenal sebagai provinsi swasembada beras, komoditas ini justru menyumbang inflasi sebesar 0,04 persen. “Aceh adalah produsen utama beras. Kenaikan ini harus dicegah agar pasokan tetap stabil,” kata Safrizal.
Pj Gubernur juga menekankan perlunya kerja sama lintas sektor, mulai dari pemerintah daerah hingga pelaku usaha, untuk menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok. “Langkah konkret harus dilakukan agar inflasi ini tidak terus meningkat,” tambahnya. (*)