Banda Aceh (Waspada Aceh) – Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) telah mendapat berbagai akreditasi dan predikat. Terakhir pada Desember 2018 rumah sakit kebanggaan masyarakat Aceh ini meraih predikat Bintang 5 (SNARS).
Tahun 2020 mendatang RSUDZA menargetkan mendapat akreditasi Joint Comission International (JCI) yang diterbitkan oleh badan akreditasi nonprofit dari Amerika Serikat (USA), sebuah lembaga yang mendapat mandat untuk menilai standar pelayanan kesehatan tingkat dunia.
Direktur RSUDZA, Dr. dr. Azharuddin, SpOT-(K) Spine FICS menjelaskan, sejumlah persiapan untuk mendapatkan akreditasi JCI itu sudah lama dipersiapkan oleh manajemen rumah sakit yang sudah banyak mendapat penghargaan itu.
“Untuk menuju akreditasi internasional dari Joint Commision International (JCI) ini kami sudah mempersiapkan semua indikator yang menjadi syarat utama. Kita sudah Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) yang menjadi prioritas,” kata Azharuddin, Jumat (11/10/2019).
Rumah sakit pusat rujukan masyarakat Aceh yang meraih akreditasi syariah dari Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) ini sudah memiliki 734 tempat tidur untuk melayani pasien dari 23 kabupaten/kota di Aceh.
“Tidak ada yang lain karena Core utama rumah sakit memang dikuratif (pengobatan), jadi mensinergikan untuk Aceh Sehat adalah dengan mempersiapkan dan penguatan layanan yang bermutu dan aman, melalui perolehan ISO unit-unit dan instalasi yang strategis, sehingga pada April 2020 mendatang RSUDZA akan dilakukan penilaian akreditasi internasional (JCI), untuk berstandar World Class Hospital,” kata Azharuddin.
Setiap tahun rumah sakit ini terus mengembangkan pelayanan dan Sumber Daya Manusia (SDM) guna memberikan pelayanan yang sangat baik untuk pasien.
Saat ini rumah sakit milik Pemerintah Aceh sudah memiliki 204 dokter spesialis, ini akan terus bertambah demi mewujudkan pelayanan rumah sakit yang optimal dan profesional dengan kualitas keterampilan bersandar internasional.
Untuk mempermudah pelayanan dan menjangkau efisiensi yang lebih baik, RSUDZA sudah menerapkan sistem medis elektronik. Kumpulan sistematis informasi kesehatan berbasis elekrotronik yang terhubung dan terintegrasi dengan sistem informasi dalam jejaring rumah sakit.
Saat ini RSUDZA sudah dilengkapi dengan fasilitas kesehatan di antaranya Pusat Traumatologi, Pusat Radio Onkologi, Pusat Ginjal, Pusat Otak Terpadu, Pusat Jantung Terpadu, IGD, UTD dan Medical record.
“Pengembangan pelayanan ini masih panjang, kami sangat optimis bisa mengembangakan rumah sakit dengan palayanan yang baik untuk warga yang berobat. Kami mewujudkan pelayanan agar masyarakat Aceh tidak lagi berobat ke luar negeri, pelan-pelan kita lakukan semoga ini bisa teruwujud,” ujar Azharuddin.
Ke depan RSUDZA akan mengembangkan enam center of excellent diantaranya: trauma center, eye center, kidney center, heart center, brain center, wing executive, dan parkir terpadu 4 lantai.
“Ini direncanakan dengan menggunakan pembiayaan kerja sama pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).” Tahun 2021-2023 terus mengembangkan pelayana dengan penambahan 750 lebih tempat tidur baru, dan 26 kamar operasi menghindari antrian operasi.
“Dan satu lagi yang fenomenal adalah pusat radioonkology, yang dibiayai dengan dana APBA, dengan skema multy years (2019-2021). Semoga semua Allah mudahkan segala upaya dalam memberikan layanan yang terbaik untuk seluruh masyarakat Aceh dan luar Aceh sekalipun,” kata Azharuddin.
RSUDZA kini memiliki ‘Rumah Singgah’ representatif bagi keluarga pasien, yang berada di belakang RS milik Pemerintah Aceh itu.
Rumah singgah ini dilengkapi fasilitas 132 tempat tidur, dengan rincian 68 bed untuk laki-laki (lantai 2) dan 64 bed untuk perempuan (lantai I), serta dilengkapi toilet dan tempat cuci pakaian.
“Rumah sakit kita ini termasuk yang terbanyak menyediakan tempat tidur untuk Rumah Singgah bagi pasien. Rumah Singgah ini sangat dibutuhkan, terutama oleh mereka yang datang dari luar kota, tidak perlu menginap di hotel atau penginapan, ini sangat membantu,” kata Azharuddin.
Menurut Azharuddin, selain menyediakan tempat tidur, kursi, dan loker, Rumah Singgah ini menyediakan satu mobil untuk operasional.
“Kita berharap ini menjadi layanan unggulan. Mohon dukungan masyarakat untuk menjaga, kita saling kerjasama mewujudkan pelayanan terbaik untuk masyarakat Aceh,” Azharuddin. (Ria/i)