Banda Aceh (Waspada Aceh) – Ketua DPD I Partai Golkar Aceh, T M Nurflif, menegaskan masih ada sejumlah butir dalam MoU Helsinki yang belum sepenuhnya terealisasi. Menurutnya, hal ini perlu segera dibicarakan bersama demi memperkuat fondasi perdamaian Aceh.
Hal itu disampaikan T Nurflif usai kegiatan syukuran 2 dekade Damai Aceh yang dirangkai dengan peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, di halaman Sekretariat DPD I Golkar Aceh, Senin (18/8/2025).
“Kalau memang ada bagian-bagian dari MoU yang masih terasa kurang, saya kira kita perlu duduk bersama, membicarakan, agar bisa menyempurnakan apa yang menjadi keinginan kita bersama,” kata Nurflif.
Ia menyebut, 20 tahun perdamaian Aceh adalah pencapaian bersejarah yang harus dijaga bersama. Namun, perdamaian tidak hanya dimaknai berhentinya konflik bersenjata, melainkan juga bagaimana seluruh pihak mengisi dan merawatnya dengan komitmen yang kuat.
“Golkar pasti punya komitmen dan tanggung jawab menjaga perdamaian, merawat, serta mengisinya. Karena mengisi perdamaian menjadi bagian penting untuk menguatkan fondasi perdamaian itu sendiri,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, T Nurflif juga menekankan, momentum 20 tahun Damai Aceh dan 80 tahun Indonesia Merdeka harus menjadi refleksi bersama untuk melanjutkan cita-cita bangsa sesuai amanat UUD 1945.
“Sebagaimana yang disebutkan dalam UUD, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia, dan meningkatkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Itu bagian dari tanggung jawab kita semua,” katanya.
Golkar Aceh, lanjut Nurflif, akan terus hadir di tengah masyarakat dengan komitmen politik kebangsaan yang kuat. “Partai ini punya sejarah besar. Kami ingin selalu memberikan yang terbaik untuk bangsa, negara, dan khususnya Aceh,” jelasnya. (*)