Sabtu, Juli 12, 2025
spot_img
BerandaSyarikat Islam Diminta Perkuat Peran Bangun Peradaban di Aceh

Syarikat Islam Diminta Perkuat Peran Bangun Peradaban di Aceh

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, mengajak seluruh jajaran Syarikat Islam Aceh untuk terus memperkuat peran sebagai kekuatan moral dan intelektual umat.

Pesan tersebut disampaikan dalam sambutan tertulis gubernur yang dibacakan oleh Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Aceh, M. Nasir, dalam Lokakarya Syarikat Islam Leaders Forum (SILF) yang digelar di Anjong Mon Mata, Meuligoe Gubernur Aceh, Kamis malam (10/7/2025).

Forum yang mengangkat tema “Menggali dan Ragam Persepsi: Sang Pejuang Sejati, Muhammad Daoed Beureu’eh” ini menghadirkan sejumlah tokoh nasional dan ulama terkemuka, seperti Prof. Yusril Ihza Mahendra dan Prof. Tgk. Hasanuddin Yusuf Adan.

Dalam sambutan Gubernur yang disampaikan M. Nasir, menyebutkan bahwa Syarikat Islam memiliki sejarah panjang dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membangun peradaban umat Islam di Nusantara. Didirikan sejak tahun 1905, organisasi ini telah berkembang menjadi gerakan dakwah, sosial-ekonomi, dan nasionalisme Islam yang progresif.

“Di Aceh, jejak Syarikat Islam sudah hadir sejak 1917, bahkan sebelum masuknya Muhammadiyah,” sebut M. Nasir.

Ia juga menyinggung peran Tgk. Abdul Hamid Samalanga (Ayah Hamid), tokoh Aceh yang menyuarakan pembaruan pendidikan Islam, meskipun harus hijrah ke Mekkah akibat tekanan kolonial.

Ayah Hamid, lanjutnya, turut membangun pemikiran keislaman melalui komunikasi dan korespondensi dengan tokoh-tokoh Aceh lainnya seperti Tgk. Daud Beureueh dan Tgk. Abdullah Ujong Rimba, yang mendorong lahirnya madrasah-madrasah Islam di Aceh.

“Nilai-nilai moral dan intelektual yang ditanamkan Syarikat Islam sangat relevan bagi kita dalam menghadapi tantangan kompleks saat ini, baik dari sisi sosial, ekonomi, maupun ideologis,” ujar M. Nasir.

Ia berharap pertemuan tersebut dapat melahirkan gagasan segar yang memperkuat sinergi antara organisasi masyarakat Islam dan pemerintah, serta menjadi motor penggerak kesejahteraan rakyat dan penguatan syariat Islam di Aceh.

“Aceh bukan hanya harus kuat dalam simbol, tetapi juga dalam substansi perjuangan: keadilan sosial, keberpihakan pada rakyat, serta keberanian untuk berdiri menjaga nilai dan marwah daerah,” tutupnya. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER