Menurut Mualem pengalaman Safrizal yang telah malang melintang di dunia birokrasi di tingkat pusat harus dicontoh oleh para Kepala SKPA.
Banda Aceh (Waspada Aceh) – Sejak mengabdikan dirinya sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Aceh mulai 22 Agustus 2024 sampai dengan Februari 2025, kini Safrizal telah mengakhiri tugasnya danĀ bersiap kembali ke pusat.
Walaupun hanya ditugaskan selama enam bulan memimpin Aceh, Safrizal meninggalkan catatan prestasi cukup baik, yang tak terbantahkan. Sukses dua agenda nasional, Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), berlangsung di Aceh, prestasi di bawah pengawasannya.
Suksesnya kedua perhelatan ini bukan hanya soal kelancaran acara, tetapi juga bagaimana Safrizal memastikan transisi pemerintahan berjalan tanpa hambatan.Tak hanya itu, ia juga berhasil menjaga stabilitas ekonomi di tengah tekanan inflasi.
Kemiskinan yang selama ini menjadi tantangan berat bagi Aceh pun mengalami penurunan. Semua ini tak lepas dari kemampuannya membangun komunikasi harmonis dengan berbagai pihak, termasuk legislatif dan tokoh masyarakat.
Maka tak heran, di akhir masa jabatannya Safrizal diapresiasi oleh banyak pihak, termasuk Ketua DPRA Zulfadhli (Abang Samalanga), Pangdam IM, tokoh masyarakat Aceh bahkan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem). Safrizal ZA banyak diapresiasi oleh berbagai pihak sebab dianggap sukses memimpin Aceh.
Bahkan dalam acara pisah sambut antata Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, di Anjong Mon Mata komplek Meuligoe Gubernur Aceh, Rabu malam (12/2/2025), Mualem mengucapakan terima kasih kepada Safrizal dalam nuansa kekeluargaan.
“Terima kasih, bang Safrizal betul-betul senior Aceh di Kemendagri,” sebutnya.
Menurutnya pengalaman Safrizal yang telah malang melintang di dunia birokrasi di tingkat pusat harus dicontoh oleh para Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA). Selama enam bulan Safrizal memimpin Aceh, harus dijadikan pembelajaran berharga.
“Kepemimpinan Safrizal harus menjadi pelajaran berharga untuk dicontohkan dan diaplikasikan,” tegasnya.
Mualem menyebut, Safrizal benar-benar senior yang datang ke Aceh dengan segala pengalamannya di dunia birokrasi tingkat pusat, di Kementerian Dalam Negeri dan mengaplikasikan keahliannya selama memimpin Aceh. Oleh karena itu, para Kepala SKPA harus mencontoh beliau, tambah Mualem.
Gubernur Aceh juga menyampaikan apresiasi atas segala dedikasi yang telah diberikan Safrizal selama menjadi Pj Gubernur Aceh.
Bahkan setelah kembali ke pusat, Mualem berharap Safrizal tetap memikirkan dan memberikan sumbangsih terbaik bagi Aceh, serta selalu membangun komunikasi yang baik.
Sementara itu, dalam sambutan dan ucapan perpisahannya Safrizal tak hanya mengucapkan terima kasih, tetapi juga menitipkan harapan besar untuk Aceh di bawah kepemimpinan Gubernur Muzakir Manaf dan Wakil Gubernur Fadhlullah.
“Kepemimpinan Aceh kini berada di tangan Pak Mualem dan Pak Fadhlullah. Untuk itu, para Kepala SKPA dan seluruh elemen masyarakat harus mendukung agar Pak Mualem bisa segera tancap gas,” ujarnya.
Dengan gaya khasnya yang rendah hati, ia pun tak lupa menyampaikan permohonan maaf jika ada hal yang kurang berkenan selama dirinya bertugas di Aceh. Namun, satu hal yang pasti, ia tak akan pernah benar-benar meninggalkan Aceh.
“Ruang kerja saya di Dirjen Bina Adwil selalu terbuka untuk silaturahmi dan diskusi-diskusi tentang Aceh,” katanya menutup sambutan. (*)