“Hargai setiap bakat dan minat siswa, berikan kebebasan untuk berekspresi dan berinovasi, petakan dan berikan apa yang sesuai dengan bakat siswa”
— Kepala SMAN 3 Banda Aceh Muhibbul Khibri —
Saat ini tercatat ada enam siswa SMAN 3 Banda Aceh yang mendapat prestasi. Di antara siswa yang meraih prestasi tingkat Provinsi Aceh, nasional maupun internasional, yaitu Pieter Changcherta yang mewakili Indonesia untuk mengikuti lomba ke Jerman. Selanjutnya, Cut Putri Ramadhani dan Aditya Rizqullah, meraih juara Duta Pelajar Sadar Hukum Banda Aceh 2022.
Zhafira Rahma Amani bersama Nurazman Ridwan Nasution, meraih Duta Pelajar Kamtibmas Banda Aceh 2022. Arif memenangkan lomba Musikalisasi Puisi tingkat Provinsi, Arman Maulan mengikuti lomba Ekonomi, Wira Dharma Alrasyid memenangkan Story Telling Harimau dan Debat Bahasa Inggris.
Kepala SMAN 3 Banda Aceh Muhibbul Khibri kepada Waspadaaceh.com, Selasa (15/11/2022) mengatakan, selain itu, dalam waktu dekat siswa SMAN 3 akan mewakili Indonesia ke Korea. Ada juga yang mau berangkat ke Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Masih banyak prestasi lain yang diraih siswa SMAN 3 Banda Aceh.
“Dalam meraih itu semua, maka kita harus menghargai setiap bakat dan minat siswa. Berikan kebebasan untuk berekspresi dan berinovasi, petakan dan berikan apa yang sesuai dengan bakat siswa,” sebutnya.
Muhibbul mengatakan, sebenarnya berbicara prestasi sangat luas sekali. Menurutnya, semua peserta didik berprestasi dengan bidang masing-masing.
“Ada anak berprestasi dalam bidang A, sudah kita petakan kita lihat prospeknya. Bagaimana kelangsungan prestasinya dan kita bentuk tim yang membimbing, yang mengarahkan dan memotivasi dia sehingga siswa merasa dihargai bakatnya,” kata Muhibbul.
Menurutnya prestasi siswa lahir ketika diberikan dorongan-dorangan kuat oleh lingkungan. Bisa saja guru, orangtua dan masyarakat. “Banyak orang yang berprestasi di bidang olahraga, tapi ketika dia tidak yakin dan tidak ada yang mendorong, akhirnya prestasinya tenggelam,” tuturnya.
Jadi hal-hal seperti ini yang dilakukan SMAN 3 bisa meraih prestasi hingga tembus ke kancah internasional. Walau demikian, dia mengakui prestasi itu tidak selalu muncul, karena ada beberapa bakat bawaan yang terpendam. Namun peran guru untuk menggali dan mengajak siswa untuk terus berkembang.
Siswa Butuh Pembimbing
Dalam membangun prestasi siswa, peran guru sangat dibutuhkan untuk membimbing, mendampingi serta memotivasi siswa guna mengembangkan bakat. Oleh karena itu, SMKN 3 Banda Aceh membentuk tim sesuai dengan bidang siswa. Begitu juga, dalam tim yang dibentuk ditempatkan guru-guru yang kompeten.
“Misal bidang sains ada guru tersendiri, bidang non sains, olahraga, seni dan bidang agama. Para guru ini nantinya yang akan melihat dan memetakan serta mencari siapa yang cocok untuk menjadi pelatihnya,” jelasnya.
Dia mengatakan prestasi sifatnya sangat individu. Setiap individu juga berbeda-beda walaupun di satu sisi, siswa telah menunjukan prestasi. Namun ada kemungkinan muncul bakat yang lain di luar bakat pertama.
“Misal kemarin, menang olahraga basket. Jadi kita ajak anak-anak membangun hobi di bidang itu untuk terus berkembang,” tuturnya.
Intinya, kata Muhibbul, tidak bisa memaksakan siswa untuk hobi pada bidang yang sama sekali tidak disukai. Karena itu akan menghambat siswa untuk berkembang pada bidang yang lain.
Prestasi Lainnya
Baru-baru ini, lanjut Muhibbul, SMKN 3 Banda Aceh baru saja memenangkan Duta Kamtibmas dan Duta Sadar Hukum. Tentunya, pihak sekolah juga berkolaborasi dan melibatkan pihak terkait atau pihak yang mengerti tentang hukum, seperti Kepolisian, Hakim dan Kejaksaan untuk melihat indikator-indikator ilmu yang harus dipahami siswa.
Di samping itu, untuk menunjang prestasi siswa, kata Muhibbul, fasilitas utama dan pendukung merupakan hal penting yang harus diperhatikan. “Walaupun saat ini, hampir semua sekolah memiliki fasilitas yang sama. Namun penting bagi kita memfasilitasi bakat minat siswa,” tegasnya.
Kedua, fasilitas sumber daya atau pengajar harus disiapkan dan fasilitas kebutuhan siswa dalam bentuk pengetahuan atau berupa motivasi juga perlu disediakan.
Sementara, fasilitas atau sarana pendukung sudah pasti disiapkan dan menurutnya semua sekolah melakukan itu. Paling penting pemetaan siswa dahulu sehingga pendekatan yang dilakukan terhadap siswa sesuai, jelasnya.
Untuk mengejar ketertinggalan yang hampir dua tahun lamanya mengikuti pembelajaran daring akibat COVID-19, SMAN 3 sendiri memberlakukan pembelajaran sore. Artinya, pembelajaran ini tidak identik dengan pembelajaran pagi, namun lebih kepada pengembangan minat siswa.
“Apalagi sekarang lagi ngetrennya UTB, jadi kita latih anak-anak untuk memahami. Kemudian kita back up anak-anak untuk mengejar pembelajaran yang tertinggal,” sebutnya.
Kegiatan pembelajaran sore, lanjut Muhibbul, sudah berjalan selama kurang lebih empat bulan yang diikuti oleh seluruh siswa. Mentor dalam belajar sore ini melibatkan sebagian guru SMAN 3, mahasiswa, akademisi dan guru dari luar.
Tujuan pembelajaran sore ini, selain mengejar ketertinggalan akibat pandemi COVID-19, pihaknya juga ingin membuat pengembangan peningkatan kemampuan siswa dalam menghadapi masa yang akan datang. Dia mengakui, dalam menjalankan pembelajaran sore bukanlah hal yang mudah, dari itu dia mengharapkan dukungan penuh dari orangtua.
“Karena begitu banyak manfaat yang didapatkan dari pembelajaran sore, di antaranya menghindarkan siswa dari balapan liar, pengaruh narkoba, gadget yang berlebihan serta pengaruh lingkungan yang negatif,” kata Muhibbul.
Dia berharap dengan prestasi yang diraih oleh SMAN 3, kepada guru-guru yang ada di SMAN 3 Banda Aceh, agar terus memberikan motivasi dan meciptakan inovasi. “Kita berharap guru berperan dengan baik untuk pembelajaran maupun pengembangan siswa,” kata Muhibbul.
Kepada pihak luar juga diharapkan mendukung dan mensupport siswa serta memberikan penghargaan terhadap prestasi siswa walau sekecil apapun. (Adv)