Banda Aceh (Waspada Aceh) – Memasuki usia satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, pengamat politik dan kebijakan, Dr. Teuku Kemal Fasya, mengapresiasi komitmen pemerintah di politik luar negeri.
“Sikap Presiden terhadap Palestina cukup progresif dan menonjol dibanding pemerintahan sebelumnya,” ujarnya.
Namun dia juga menilai masih banyak sektor yang perlu diperkuat khususnya di Aceh, yaitu di sektor pendidikan, kesehatan, dan pertanian.
“Ekonomi terlihat lesu, kebijakan fiskal melemah. Beberapa program pemerintah, seperti swasembada beras dan Makan Bergizi Gratis (MBG), justru lebih menguntungkan kelompok pendukung politik daripada petani atau pelaku ekonomi mikro,” kata Kemal Akademisi Universitas Malikussaleh (Unimal) kepada Waspadaaceh.com, Senin (20/10/2025).
Selain itu ia menyoroti tambahan tunjangan DPR di tengah tingginya angka pengangguran dan kemiskinan.
Kemal menekankan pentingnya intervensi pemerintah agar pendidikan dan layanan kesehatan lebih merata.
Akademisi ini mengkritisi komersialisasi pendidikan dan kesehatan yang membatasi akses masyarakat menengah ke bawah.
“Biaya kuliah di perguruan tinggi ternama melonjak tinggi, sementara proyek Sekolah Unggul Garuda menimbulkan aristokrasi pendidikan. Di sektor kesehatan, akses masyarakat miskin terhadap penyakit kritis seperti kanker, jantung, dan penyakit degeneratif masih terbatas,” jelasnya.
Selain itu, Kemal menekankan perlunya perhatian pada pertanian dan lingkungan.
“Aceh memiliki potensi besar sebagai lumbung padi nasional. Pemerintah harus memastikan pembangunan berjalan nyata dan berkelanjutan, termasuk pengembangan irigasi, subsidi pertanian, dan perlindungan lingkungan. Illegal logging dan perusakan hutan harus ditindak tegas,” tegasnya. (*)
