Senin, November 25, 2024
spot_img
BerandaDisbudpar AcehSemarak Warga Rayakan Budaya dan Angkat Kembali Sejarah Peradaban Linge

Semarak Warga Rayakan Budaya dan Angkat Kembali Sejarah Peradaban Linge

Aceh Tengah (Waspada Aceh) – Desa Buntul, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, dipenuhi semarak berbagai kegiatan kebudayaan dalam Festival Negeri Linge 2024.

Acara yang berlangsung dari 13-16 Juli 2024 ini mengusung tema “Asal Linge Awal Serule” dan bertujuan memamerkan budaya serta potensi alam Linge.

Festival ini menjadi event perdana bagi warga Linge untuk mempromosikan kekayaan adat mereka. Linge juga dikenal memiliki sejarah panjang sebagai bagian dari Kerajaan Linge yang berdiri sejak abad ke-16 di pegunungan Gayo.

Pembukaan festival diawali dengan Tari Guel, simbol penyambutan tamu dalam tradisi Gayo, yang menyambut PJ Bupati Aceh Tengah, T Mirzuan, beserta tamu undangan lainnya. Acara ini juga dihadiri oleh Ketua Majelis Adat Aceh, Tgk Yusdedy, Kepala Diskominfo Aceh Tengah, serta turis mancanegara.

Para pengunjung menikmati berbagai stan yang memamerkan hasil alam Desa Linge seperti kopi, lada, pinang, bajakah, kapulaga, kemiri, dan kerajinan anyaman khas Linge dengan motif khas Gayo. Festival ini juga diramaikan oleh perwakilan dari 14 desa di sekitar Kawasan Ekosistem Leuser yang turut memamerkan produk mereka.

Pada kesemoatan itu, warga Linge juga menyampaikan pernyataan sikap tegas menyuarakan hak-hak mereka, mengenai komitmen mereka dalam menjaga adat, budaya, sejarah, dan lingkungan di Linge. Dengan suara lantang mereka meminta berbagai pihak agar melindungi Linge bebas dari ancaman kerusakan.

Ibu-ibu Kampung Buntul Linge menjelaskan potensi alam dan adat di Linge. (Foto/Cut Nauval d).

PJ Bupati Aceh Tengah, T Mirzuan, menyatakan komitmen pemerintah dalam mengembangkan wisata religi di Kampung Linge dan Serule.

“Kami telah menetapkan Desa Linge dan Desa Serule sebagai desa wisata religi dan berharap penetapan ini diikuti dengan pembangunan sarana prasarana yang memadai,” ujarnya.

Reje Kampung Linge, Zainun, berharap festival ini menjadi acara tahunan. “Di sini cikal bakal Gayo, asal-usul Gayo. Mari kita jaga kelestarian sejarah, budaya, dan lingkungan kita,” katanya.

Sekretaris Yayasan HAkA, Badrul Irfan, mengapresiasi upaya masyarakat Linge dalam menjaga alam dan lingkungan. “Dengan hak kelola hutan seluas 450 hektare ini, mari kita jaga amanat besar ini, dapat mengelola hutan desa berkelanjutan dan kesejahteraan warganya,” ujarnya.

Festival ini juga menyajikan berbagai kegiatan menarik penampilan didong, kemudian Dediangku atau Tour de Linge yang mengajak pengunjung menelusuri Linge, mengenal sejarah dan kehidupan sehari-hari masyarakatnya, serta melihat proses pembuatan anyaman Gayo. Pengunjung juga diajak mencicipi hidangan lokal seperti Cicah Tikel dan Cicah Jebel.

Acara festival juga diisi dengan berbagai perlombaan tradisional seperti gasing, ngelok, dan serimbang, yang semakin menambah kemeriahan Festival Negeri Linge 2024. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER