Selasa, November 25, 2025
spot_img
BerandaAcehSemarak Parade Hidang Meulapeh dan Festival Kuah Beulangong Meriahkan Maulid Raya di...

Semarak Parade Hidang Meulapeh dan Festival Kuah Beulangong Meriahkan Maulid Raya di Banda Aceh

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Ribuan warga memadati Lapangan Blang Padang sejak pagi, Senin (24/11/2025), untuk menyaksikan kemeriahan pawai Hidang Meulapeh dalam perayaan Maulid Raya Pemerintah Kota Banda Aceh.

Suasana penuh warna ini menjadi pembuka rangkaian GAYAIN (Gerakan Kebudayaan Indonesia) yang berlangsung pada 24–26 November 2025.

Kelompok-kelompok dari perwakilan gampong di Banda Aceh tampil membawa idang meulapeh dengan kreasi unik. Ada yang membentuk miniatur Bundaran Simpang Lima, kapal, hingga ornamen khas Aceh.

Pawai ini semakin hidup dengan lantunan shalawat, tabuhan rapai geleng, dan alunan serune kale yang mengiringi setiap langkah.

Selain gampong, berbagai instansi di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh juga turut memeriahkan pawai dengan menghadirkan idang meulapeh versi mereka, menunjukkan kolaborasi lintas komunitas dalam merayakan tradisi maulid.

Wali Kota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal, menyampaikan bahwa Maulid Raya tahun ini merupakan hasil kolaborasi pemerintah kota dan Kementerian Kebudayaan. “Ini bentuk pelestarian budaya kita. Tradisi maulid harus tetap hidup, tapi juga bisa kita tampilkan dengan pendekatan kreatif,” ujarnya.

Tak hanya pawai, pengunjung juga disuguhkan Festival Kuah Beulangong yang selalu menjadi daya tarik utama. Aroma rempah dari belasan beulangong memenuhi area Blang Padang, menghadirkan suasana kebersamaan khas perayaan besar Aceh.

Sekitar 12 ribu warga tercatat hadir memeriahkan acara, yang turut diisi dengan ceramah oleh penceramah kondang Ustaz Derry Sulaiman.

Dalam rangkaian kegiatan ini, Pemerintah Kota Banda Aceh juga memberikan santunan kepada 250 anak yatim dari 90 gampong. Bagi Wali Kota Illiza, momen maulid bukan hanya perayaan budaya dan keagamaan, tetapi juga panggung untuk menunjukkan kepedulian sosial.

“Maulid adalah ruang kita bersatu. Momen ketika budaya, agama, dan kepedulian sosial bertemu dalam satu panggung. Dan Banda Aceh membuktikan bahwa tradisi ini tetap hidup dan dicintai warganya,” tuturnya. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER