Jumat, April 19, 2024
Google search engine
BerandaSelama Pandemi, 800 Siswa di Sumut Tak Masuk Sekolah Lagi Karena Bekerja...

Selama Pandemi, 800 Siswa di Sumut Tak Masuk Sekolah Lagi Karena Bekerja dan Menikah

Medan (Waspada Aceh) – Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mencatat ada 800 orang pelajar di Sumut tidak lagi masuk sekolah meski beberapa daerah sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM).

“Beberapa faktor yang mengakibatkan 800 orang murid tak lagi masuk sekolah. Pertama, terlalu lama libur atau belajar online. Kedua, ada yang sudah bekerja. Ada juga yang sudah menikah,” kata Kadis Pendidikan Sumut, Syaifuddin, di sela acara workshop pendidikan yang digelar Kemendikbud Ristek RI di Hotel Four Point, Jalan Gatot Subroto Medan, Selasa (28/9/2021).

Syaifuddin mengatakan, meski beberapa daerah sudah memberlakukan PTM, pihaknya melaksanakan protokol kesehatan ketat. Hal itu dilakukan untuk mencegah munculnya klaster baru di sekolah.

Dia pun mengaku beberapa kebijakan itu saat ini sudah ada dalam instruksi Gubernur Sumut terkait pelaksanaan prokes ketat. Prokes ketat itu termasuk adanya kewajiban sekolah menyediakan fasilitas cuci tangan dan pembatasan volume siswa per kelasnya.

“Selain protokol kesehatan yang ketat, kantin sekolah juga belum bisa dibuka. Vaksinasi terhadap guru dan siswa juga terus kita lakukan,” ujarnya.

Sementara, Dirjen PAUD-Dikdas dan Dikmen Kemendikbud Ristek RI, Jumeri, mengatakan perlu kerjasama yang baik antara jajaran pemerintah hingga pihak sekolah dalam melakukan tindakan pencegahan penyebaran COVID-19. Meski cukup rentan selama pelaksanaan PTM, namun tetap harus terlaksana.

“Karena itu kerjasama kita semua dalam menerapkan protokol kesehatan menjadi sebuah keharusan,” ujarnya.

Jumeri menyebutkan beberapa waktu lalu, pihaknya menemukan adanya hal yang viral terkait PTM, yang disebut terjadi penyebaran COVID-19 di Padang Panjang, Sumatera Barat, dan beberapa daerah lainnya.

Untuk Sumatera Utara, Jumeri berharap hal seperti ini dijelaskan secara terbuka sehingga tidak memunculkan informasi yang membingungkan di tengah masyarakat.

“Berikan penjelasan mengenai penanganan yang dilakukan. Mengenai penelusuran, penanganan terhadap yang positif, sehingga tidak justru menjadi viral dengan informasi yang tidak jelas,” ungkapnya.

PTM menurut Jumeri menjadi hal yang penting mengingat munculnya fenomena pengurangan siswa selama pembelajaran jarak jauh akibat pandemi.

“Ada yang mereka putus sekolah karena keasyikan bekerja dapat duit dan banyak faktor lain,” tegasnya. (sulaiman achmad)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER