Senin, November 25, 2024
spot_img
BerandaSejumlah Tokoh Penting Dirikan Lembaga Pemerhati dan Advokasi Syariat Islam Aceh

Sejumlah Tokoh Penting Dirikan Lembaga Pemerhati dan Advokasi Syariat Islam Aceh

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Sejumlah tokoh Aceh menghadiri soft launching Lembaga Pemerhati dan Advokasi Syariat Islam (Lepadsi). Lembaga non pemerintah ini digagas ekses keprihatinan terhadap pelaksanaan syariat Islam yang belum berjalan sesuai harapan.

Kegiatan soft launching Lepadsi berlangsung di kediaman Dr. Azwar Abubakar, mantan Menteri PAN dan RB masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Jl Sudirman, Banda Aceh, Minggu (02/03/2023). Kegiatan ini diawali presentasi sang deklataror, Dr. Azwar Abubakar, yang juga mantan Gubernur Aceh.

Tokoh yang hadir antara lain, mantan Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah, Guru Besar UIN Ar Raniry, Prof Syahrizal Abbas, Imam Besar Masjid Raya Baiturahman, Prof Azman, ulama Waled Nuh (Nur Dahri) dan Pimpinan Jamaah Subuh, Ustad Zulkarnain.

Politisi kawakan juga hadir, antara lain, Muhammad Yus, Azhari Basyar, Marhaban Makam, mantan Ketua DPRA, Dahlan Jamaluddin dan ustaz Irawan Abdullah, anggota dewan dari PKS.

Dua mantan Sekda Aceh, Thatawi Ishak dan Setia Budi juga hadir. Anas M Adam, mantan Kadis PK Aceh. Hadir pula, Dirut Bank Aceh Syariah, Muhammad Syah dan pimpinan lembaga keuangan syariah lain.

Dari lembaga bantuan hukum, tampak Safaruddin YARA, wartawan senior Aldin NL (Waspada) dan Imran Joni (Rakyat Aceh), tanpak pula kalangan perempuan.

Dalam paparannya Azwar Abubakar yang pernah menjabat Gubernur Aceh di masa bencana tsunami itu, terlihat tak bisa menyembunyikan rasa gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang sudah 20 tahun, tapi belum berjalan maksimal.

Sejumlah tokoh Aceh menghadiri soft launching Lembaga Pemerhati dan Advokasi Syariat Islam (Lepadsi), antara lain wartawan senior Aldin NL dan Imran Joni. (Foto/Ist)

Caranya? Kata Azwar, dengan menemukan persoalan dan mencari cara menyelesaikan lewat riset dan kajian. Seperti seorang dokter, akan mendiagnosa menyakit pasien lalu diberikan resep obat yang tepat, sehingga pasien sembuh.

Terkait itu, lembaga ini mencoba memberi daya dorong agar percepatan implementasi syariat Islam (SI) dalam kehidupan di Aceh. Menurutnya harus lebih terasa dan tidak hanya sekedar hukuman cambuk saja yang menonjol, hingga menimbulkan kekhawatiran pihak luar.

Padahal, menurut Azwar Abubakar, banyak bidang lain yang bisa dimainkan peranannya untuk menggerakkan gaung syariat Islam. Seperti bidang ekonomi, sosial, pembinaan ummat dan lainnya.

Menurut Azwar, lembaga ini akan bergerak dalam berbagai bidang, yakni riset, seminar, talkshow dan sosialisasi ke seluruh kabupaten/kota.

“Kita membantu pemerintah daerah di mana masih ada kekurangan atau yang dinilai masih ada hambatan yang belum ditemukan penyakitnya. Kita coba uraikan sehingga terciptanya masyarakat madani di Aceh,” lanjut Azwar.

Setidaknya, ungkap Azwar, ada lima bidang dalam Lepadsi ini, pendidikan, pembinaan umat, kesejahteraan umat, masing-masing dipimpin Prof Syahrizal Abbas, Farhan Hamid, Muhamad Yus (Abu Yus), Anas M Adam dan Prof. Nazar AW membidangi Ekonomi dan Kesejahteraan Umat.

‘Kita harus kompak agar lembaga ini bisa berjalan sesuai yang diharapkan dan yang penting kita tidak boleh berhenti mengajak masyarakat berbuat kebaikan,” cetus Azwar Abubakar.

Jaga Komitmen

Prof Syafrizal Abbas yang pernah menjabat Kadis Syariat Islam Aceh menyatakan, agar tujuan lembaga Lepaksi ini bisa berjalan, semua pihak, terutama yang hadir punya komitmen kuat untuk menegakkan syariat Islam di Aceh.

Menurut dia, perlu komitmen dan dukungan bersama. “Selain kita harus menjunjung tinggi kejujuran, selain tidak henti-hentinya memohon pertolongan dan doa untuk mendapat ridho Allah SWT” ujarnya.

Dia juga menyinggung Piagam Madinah, di mana bila terjadi konflik para sahabat dan ummat mrnyerahkan persoaan kepada Nabi Muhammad SAW.

Begitu juga saat perang Baddar, antara kaum muslimin dan kaum musrikin Makkah. Dilihat segi peralatan peran dan jumlah ummat Islam tidak mungkin menang.

Tapi, Allah SWT mendengar doa Nabi Muhamamd SAW, hingga peperangan di bulan puasa Ramadhan itu dimenangkan pasukan muslimin yang pimpin Nabi Muhammad, kata Prof Syafrizal dalam tausiyah sebelum buka puasa.

Acara ditutup dengan syalawat baddar dan doa oleh ustaz Irawan Abdullah. (b01)

Waspada Aceh on TV

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER