Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pemerintah Aceh menyatakan masih terdapat titik-titik terisolir di Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara pascabencana hidrometeorologi yang melanda kawasan tersebut.
Kerusakan berat pada akses utama membuat tim penanganan belum dapat menjangkau seluruh wilayah terdampak.
Sekda Aceh yang juga Ketua Posko Tanggap Darurat, M Nasir, mengatakan kondisi di empat kabupaten itu merupakan yang paling menantang. Longsor berulang, jalan amblas, hingga jembatan putus menghambat pergerakan tim darat.
“Pergerakan logistik dan evakuasi terganggu karena ada desa-desa yang masih sulit diakses. Ini terjadi terutama di Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara,” ujar Nasir, Selasa (9/12/2025).
Laporan dari CSO dan warga menyebutkan sejumlah desa di wilayah pegunungan mengalami krisis pangan. Warga di Aceh Tengah dan Bener Meriah bahkan harus berjalan kaki ke daerah lain untuk mencari bahan makanan karena suplai sembako terputus. Kondisi serupa juga dilaporkan dari pedalaman Gayo Lues dan Aceh Tenggara.
Untuk menjangkau wilayah tersebut, pemerintah melakukan pengiriman bantuan melalui udara. Namun, sebagian warga belum dapat memanfaatkan bantuan sepenuhnya karena tidak memiliki peralatan memasak.
Di sisi lain, tim gabungan terus melakukan penetrasi untuk membuka akses darat dan memetakan titik isolasi baru yang muncul akibat cuaca buruk.
“Bantuan terus kita gerakkan, baik lewat udara maupun darat. Kita fokus memastikan tidak ada warga di titik terisolir yang luput dari jangkauan,” kata Nasir.
Menjelang berakhirnya masa tanggap darurat pada 11 Desember, Pemerintah Aceh memutuskan memperpanjang masa tersebut selama 14 hari hingga 25 Desember, sembari menunggu konsultasi dengan pemerintah pusat. (*)
