Minggu, Desember 7, 2025
spot_img
BerandaAcehSebagian Besar Kawasan Aceh Tamiang Masih Blackout, Bantuan Siap Saji Sangat Dibutuhkan

Sebagian Besar Kawasan Aceh Tamiang Masih Blackout, Bantuan Siap Saji Sangat Dibutuhkan

Medan (Waspada Aceh) – Hingga Sabtu malam (6/12/2025), sebagian besar daerah di Kabupaten Aceh Tamiang masih blackout (mati listrik massal). Di beberapa lokasi yang terbatas, penerangannya menggunakan mesin genset.

Sementara itu para korban banjir lainnya masih menggunakan penerangan seadanya, bersumber dari obor atau kayu yang dibakar sebagai api unggun.

“Malam begitu sunyi. Tanpa listrik penerangan. Ada yang ditenda, ada yang di rumah-rumah yang basah lembab. Semoga Allah meringankan beban kalian,” tulis Cahyo Pramono, Relawan Yayasan Tangan Kanan, Sabtu tengah malam (6/12/2025).

Cahyo bersama timnya berada di Aceh Tamiang sejak tiga hari terakhir untuk memberi bantuan kepada para korban banjir bandang. Mereka mendirikan kamp relawan dan untuk para pengungsi.

Ia mengabarkan, lampu listrik di sebagian kecil lokasi Aceh Tamiang sudah mulai menyala bersumber dari genset. Tapi sebagian besar daerah masih blackout.

Relawan ini juga menyarankan, untuk tiga hari ke depan sebaiknya jenis bantuannya berupa makanan siap saji.

Di beberapa lokasi yang terbatas, penerangannya menggunakan mesin genset. (Foto/Cahyo Pramono/Yayasan Tangan Kanan)

“Sebab kompor rusak. Gas tak ada, dan pompa air tidak berfungsi,” kata relawan asal Medan ini.

Seorang pengemudi yang melintas jalan nasional tadi malam antara Manyak Payed hingga ke Kualasimpang mengatakan, sebagian besar daerah masih gelap.

“Masih gelap bang. Apalagi daerah antara Bukit Tinggi sampe Kualasimpang. Kalau di kota, sebagian ada penerangan listrik, tapi belum semua,” kata Rudi.

57 Korban Tewas

Berdasarkan laporan terbaru Posko Komando Pemerintah Aceh per Sabtu (6/12/2025) pukul 08.00 WIB, sebanyak 57 orang dilaporkan meninggal dunia dan 23 warga masih dalam pencarian. Selain itu, 18 orang mengalami luka-luka.

Jumlah warga yang terdampak juga sangat besar. Posko melaporkan 262.087 jiwa mengungsi, sementara 36.838 jiwa terdampak namun tetap bertahan di rumah.

Pemerintah Aceh menyebut angka ini dapat berubah seiring pembaruan data di lapangan. Kerusakan infrastruktur dan fasilitas publik juga terbilang luas. Posko mencatat 2.262 rumah mengalami kerusakan, di antaranya 780 unit rusak berat.

Selain itu, 54 fasilitas pendidikan turut terdampak, termasuk tiga bangunan yang rusak berat, serta satu fasilitas kesehatan yang ikut mengalami kerusakan.

Sektor keagamaan juga tidak luput dari dampak banjir, dengan 33 sarana ibadah rusak, dua di antaranya rusak berat.

Pemerintah daerah juga mencatat 32 perkantoran terdampak, termasuk satu kantor yang rusak berat. Aksesibilitas wilayah turut terganggu akibat dua jembatan yang rusak dan satu jembatan yang putus total.

Juru Bicara Posko Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Murthalamuddin, menjelaskan bahwa upaya pencarian dan penanganan masih terus dilakukan. Beberapa wilayah belum dapat diakses karena kerusakan jembatan dan jalan.

“Tim gabungan masih mencari warga yang hilang dan mendata kerusakan. Akses ke beberapa titik masih terputus akibat jembatan hanyut,” ujar Murthalamuddin.
Tim gabungan yang terdiri dari TNI/Polri, BPBD, relawan, serta aparatur pemerintah terus melakukan penanganan di lokasi-lokasi prioritas. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER