Banda Aceh (Waspada Aceh) – Menjelang waktu berbuka puasa, suasana di Jalan Garuda, Gampong Baru, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh, semakin ramai.
Para pencari takjil memadati gerobak-gerobak makanan, salah satunya gerobak “Sambai Daun Peugaga Kak Lina” yang menjajakan kuliner khas Aceh, sambai oen peugaga.
Penjualnya, Yulina, mengatakan bahwa kuliner warisan nenek moyang ini selalu menjadi favorit setiap Ramadhan. “Setiap tahun, saya selalu berjualan di pasar takjil ini. Alhamdulillah, selalu ramai pembeli,” ujarnya, Minggu (2/3/2025).
Yulina menjual sambai oen peugaga seharga Rp10 ribu per porsi. Harga ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya Rp8 ribu per porsi. “Harga kelapa dan bahan-bahan lainnya juga naik, makanya harga jualnya ikut naik,” jelasnya.
Cita Rasa dan Khasiat
Sambai oen peugaga terbuat dari daun pegagan, tanaman merambat yang tumbuh subur di Aceh. Daun ini tidak hanya memberikan rasa khas, tetapi juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, seperti meningkatkan konsentrasi, daya ingat, hingga mengobati masuk angin.
Tak hanya daun pegagan, kuliner ini juga menggabungkan 44 jenis dedaunan lainnya. Di antaranya daun tapak lembar, kemangi, daun ubi-ubian, serta kelopak bunga kana merah.
Setelah diiris tipis dan dicincang, bahan-bahan tersebut dicampur dengan kelapa gongseng (sangrai). Untuk menambah cita rasa, Yulina menambahkan irisan daun jeruk nipis, serai, potongan cabai merah, dan bunga daun pepaya.
“Sambai oen peugaga biasanya dimakan langsung atau dicampur dengan nasi putih. Rasanya sedikit sepat, tapi kaya serat dan bikin nagih,” tambahnya.
Kuliner Sehat Melegenda
Masyarakat Aceh percaya bahwa sambai oen peugaga memiliki khasiat kesehatan, terutama untuk penderita diabetes, kolesterol tinggi, dan masuk angin. Dedaunan yang digunakan dalam hidangan ini telah lama dikenal sebagai bahan alami untuk berbagai pengobatan tradisional.
Tidak heran jika menjelang berbuka puasa, gerobak milik Yulina selalu dipadati pembeli.
Salah satu pelanggan, Rina (34), mengaku setiap Ramadhan selalu berburu sambai oen peugaga sebagai menu berbuka puasa. “Saya suka karena segar dan sehat. Rasanya juga khas, apalagi kalau dicampur dengan nasi panas, makin nikmat,” katanya.
Sementara itu, Badlisyah (45), seorang pembeli lainnya, menambahkan bahwa hidangan ini juga membangkitkan nostalgia masa kecilnya.
“Dulu ibu saya sering buat sambai oen peugaga saat Ramadhan. Makanya kalau lihat ada yang jual, saya pasti beli buat nostalgia,” ujarnya.
Selain sambai oen peugaga, Yulina juga menjual aneka kuliner khas Aceh lainnya yang selalu dicari selama Ramadhan. Di gerobaknya, pembeli bisa menemukan belacan (sambal terasi khas Aceh), bunga kates (olahan bunga pepaya yang pahit gurih), ikan pepes, kanji daun (bubur rempah khas Aceh), hingga keumamah (ikan kayu khas Aceh).
“Banyak yang beli sekaligus beberapa jenis lauk untuk buka puasa. Biasanya mereka beli sambai oen peugaga dan ikan pepes atau keumamah sebagai lauk tambahan,” kata Yulina.
Bagi pecinta kuliner tradisional yang ingin mencicipi hidangan penuh khasiat ini, gerobak Sambai Daun Peugaga Kak Lina bisa menjadi tujuan tepat untuk melengkapi santapan buka puasa. (*)