“Sabang bukan sekadar pulau di ujung barat Indonesia, bawah lautnya yang jernih tersimpan potensi bahari, dan posisinya yang strategis terbuka jalan bagi masuknya investasi global”
Letaknya di ujung barat Indonesia, persis di jalur emas Selat Malaka, membuat Sabang kian dilirik dunia.
Bukan hanya karena panorama lautnya yang memesona, tetapi juga karena potensinya sebagai simpul strategis perdagangan dan logistik internasional.
Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) memproyeksikan wilayah ini sebagai gerbang baru investasi global.
“Sabang bukan hanya pintu barat Indonesia secara geografis, tetapi juga pintu masuk investasi yang bisa menghubungkan potensi lokal dengan pasar global,” kata Kepala BPKS, Iskandar Zulkarnaen, usai mendampingi kunjungan Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto), bersama Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, beberapa waktu lalu di Banda Aceh.
Dari Wisata Bahari hingga Energi
BPKS bersama Komisi IV DPR membahas sejumlah sektor unggulan: pariwisata bahari berbasis konservasi, kelautan dan perikanan, hingga pembangunan fasilitas shorebase untuk mendukung aktivitas logistik dan energi di Aceh dan sekitarnya.
Potensi itu disambut hangat para investor. Dalam pertemuan audiensi di Kantor BPKS (25/7/2025), perwakilan perusahaan dari Korea Selatan, Singapura, Maladewa, hingga Indonesia hadir menunjukkan minat serius. Mereka bahkan melanjutkan diskusi dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang Sabang guna menyiapkan skema transaksi berbasis syariah.
Minat Investor Kian Menguat
Minat investasi di kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Sabang semakin meningkat. Dalam audiensi yang digelar di kantor BPKS, sejumlah perusahaan dari Korea Selatan, Singapura, Maladewa, hingga Indonesia menyampaikan rencana investasi di bidang kepelabuhanan, perikanan, dan pariwisata.
Salah satu yang serius adalah PT Astama Karya Adiluhung, diwakili oleh Kim Hyunchul dari Korea Selatan. Perusahaannya berencana mengembangkan industri perikanan, khususnya komoditas tuna.
“Sabang sangat potensial untuk menjadi pusat penangkapan dan ekspor ikan. Kami akan memulai dengan uji coba lapangan,” kata Kim, Jumat (25/7/2025).
Di sektor maritim, PT Pelayaran Indoprof Setia menyampaikan rencana membangun galangan kapal (shipyard). Menurut perwakilannya, Ahmad Ismail, Sabang bisa menjadi alternatif strategis bagi kapal-kapal dari India, Sri Lanka, dan Asia Selatan yang saat ini harus mengantre docking di Batam atau Singapura.
“Lahan 20 hektare dengan lebar 60 meter kami siapkan untuk shipyard. Sabang bisa menggantikan peran Singapura yang sudah padat,” ujarnya
Investor juga melihat peluang besar pada layanan ship to ship transfer (STS), terutama untuk kapal tanker BBM dari India. Kapasitas fasilitas STS di Singapura disebut sudah jenuh, sehingga Sabang berpeluang menjadi alternatif baru di jalur perdagangan global.

Tak hanya maritim, beberapa calon investor melirik Sabang sebagai basis industri berbasis minyak sawit. Produk turunan seperti Fatty Acid Methyl Ester (FAME) bahan bakar alternatif biodiesel diyakini bisa menjadikan Sabang hub distribusi baru untuk kawasan Asia Selatan.
Dari Gerbang Wisata Menjadi Pusat Ekonomi
Wali Kota Sabang, Zulkifli H. Adam, menegaskan bahwa pemerintah daerah siap membuka ruang selebar-lebarnya bagi investor. Dukungan diberikan tidak hanya berupa insentif, tetapi juga perbaikan administrasi, kemudahan perizinan, serta jaminan keamanan dan kenyamanan.
“Kami ingin membangun Sabang dengan mengoptimalkan aset daerah, membuka ruang investasi lebih luas, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui pariwisata dan perikanan,” ujar Zulkifli.
Komitmen ini sejalan dengan dorongan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, yang ingin menjadikan Sabang sebagai destinasi unggulan dan simpul ekonomi strategis di kawasan barat Indonesia.
Sabang selama ini dikenal sebagai tujuan wisata populer, dengan lautnya yang biru jernih dan panorama bawah laut yang memikat penyelam dunia. Namun, kini wajah Sabang sedang bertransformasi.
Dengan strategi investasi yang terarah, Sabang bersiap memperluas perannya: bukan hanya sebagai gerbang wisata, tetapi juga pusat ekonomi maritim dan energi di jalur internasional.
Dengan dukungan pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta minat kuat dari investor global, Sabang perlahan menjelma sebagai magnet baru investasi Indonesia. Sebuah peluang emas yang bukan hanya akan mengangkat wajah Sabang, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh dan Indonesia di kancah internasional. (*)