Kamis, Oktober 10, 2024
BerandaRusuh Papua Barat Menjalar ke Kota Sorong

Rusuh Papua Barat Menjalar ke Kota Sorong

Jakarta–Kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, menjalar ke Kota Sorong. Massa merusak sejumlah fasilitas umum termasuk Bandara Domine Eduard Osok (DEO).

Seorang sumber CNNIndonesia.com di Sorong melaporkan kerusuhan terjadi di Sorong mulai sekitar pukul 12.00 WIT.

Awalnya massa menggelar aksi unjuk rasa damai memprotes insiden pengepungan di asrama mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.

“Dari unjuk rasa itu, massa di sejumlah titik ternyata telah melakukan perusakan,” kata sumber CNNIndonesia.com yang tak mau disebut namanya, Senin (19/8/2019).

Aksi perusakan selanjutnya turut dilakukan massa yang berunjuk rasa di Bandara DEO. Kerusuhan di bandara terjadi sekitar pukul 15.00 WIT.

Sumber CNNIndonesia.com menyebut massa melakukan pelemparan terhadap kaca di sejumlah ruangan di bandara.

Di area parkir, massa merangsek parkiran. Mereka disebut merusak sejumlah kendaraan yang diparkir di sana.

“Motor dihancurkan, ada yang dibakar juga,” katanya.

Aktivitas bandara seperti dilaporkan oleh sumber CNNIndonesia.com, lumpuh akibat kerusuhan tersebut.

“Bandara lumpuh,” kata dia.

CNNIndonesia.com telah menghubungi Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Israwadi, untuk mengklarifikasi situasi yang terjadi di Bandara DEO Sorong. Namun belum direspons yang bersangkutan.

Sementara itu  Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengklaim situasi di Sorong dapat dikendalikan.

“Untuk Sorong masih ada konsentrasi masa tapi masih dapat dikendalikan,” ujarnya saat dihubungi CNNIndonesia.com.

Soal kerusakan di Bandara Sorong, Dedi mengaku belum mendapatkan informasi. Dia juga masih mencoba untuk mengkonfirmasi ke Polda Papua Barat.

“Belum masih saya konfirmasi dulu ke Papua Barat,” tuturnya.

Gubernur Jatim Minta Maaf

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa yang menimpa mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, pada 16-17 Agustus 2019.

“Saya ingin menyampaikan permintaan maaf atas nama masyarakat Jatim, sekali lagi (kejadian tersebut) itu tidak mewakili masyarakat Jatim,” ujar Khofifah, saat ditemui di RS Bhayangkara, Surabaya, Senin (19/8/2019).

Khofifah mengatakan, insiden yang menimpa mahasiswa Papua itu dilakukan oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab. Oknum tersebut diduga sengaja membuat provokasi untuk menyulut massa.

“Yang terkonfirmasi ke beberapa elemen kemudian menimbulkan sensitivitas adalah kalimat-kalimat yang kurang sepantasnya terucap. Saya ingin menyampaikan bahwa itu sifatnya personal itu tidak mewakili masyarakat Jatim,” katanya.

Mantan Menteri Sosial RI ini menjamin bahwa masyarakat dan mahasiswa Papua yang tengah berada di Jawa Timur tetap dalam kondisi aman dan terlindungi dengan baik.

“Seluruh mahasiswa Papua yang sedang studi di Jatim mereka akan terjaga keamanannya mereka akan terlindungi. Jadi saya berharap mereka bisa melanjutkan studinya dengan baik,” ujarnya.

Sebelumnya Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengakui kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, Senin pagi (19/8/2019) sebagai dipicu insiden penyerangan dan pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya, dan kejadian di Malang, Jawa Timur akhir pekan silam.

Di Surabaya, 43 mahasiswa asal Papua sempat diangkut dan diperiksa di Polrestabes Surabaya.

“Kita sudah tahu bahwa hari ini ada kejadian di Manokwari. Ada aksi anarkis dan juga ada pemukulan massa. Ini dipicu karena kejadian di Jatim khususnya di Surabaya dan Malamg. Ini tentu kita sesalkan,” kata Tito, saat ditemui RS Bhayangkara, Surabaya, Senin (19/8/2019).

Menurut Tito, apa yang terjadi di Surabaya dan Malang sebenarnya hanya peristiwa kecil. Namun ada oknum tertentu yang memanfaatkan kejadian di dua kota tersebut untuk memicu kerusuhan yang lebih besar lagi.(CNNIndonesia.com)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER