Selasa, September 17, 2024
BerandaAcehRumah Garam Bersama KKP Gelar FGD Tentang Pengembangan Garam di Aceh

Rumah Garam Bersama KKP Gelar FGD Tentang Pengembangan Garam di Aceh

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Rumah Garam Aceh bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) menggagas Focus Group Discussion (FGD) tentang pengembangan garam di Aceh, Kamis (5/9/2024).

Acara yang digelar selama dua hari, mulai tanggal 5-6 September 2024 ini berlangsung di Kyriad Muraya Hotel, Banda Aceh. Acara ini dihadiri kurang lebih 50 orang yang berasal dari berbagai instansi.

Adapun yang menjadi narasumber dalam FGD ini berasal dari KKP RI, Disperindag Aceh, DKP Aceh dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Selain FGD, pada kesempatan itu juga dilakukan MOU Implementation of Agreement (IA) antara Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh dengan Rumah Garam Aceh.

Ketua Rumah Garam Aceh, T Tansri Jauhari, mengatakan acara ini merupakan momen penting dalam upaya memperkuat kerja sama antara dunia industri dan akademisi, khususnya dalam bidang pengembangan produksi garam di Aceh.

“Semoga kolaborasi ini dapat memberikan manfaat besar, tidak hanya bagi kedua belah pihak, tetapi juga bagi masyarakat Aceh pada umumnya,” sebutnya.

Di samping itu, dia juga memperkenalkan lebih jauh tentang Rumah Garam Aceh. Sebuah perusahaan yang telah menjadi pionir dalam inovasi pengembangan produksi garam di Provinsi Aceh.

Rumah Garam Aceh kata Tansri, didirikan dengan visi untuk memanfaatkan potensi besar yang dimiliki oleh provinsi ini, terutama garis pantai yang panjang dan kaya akan sumber daya alam.

Aceh kata Tansri, salah satu sektor yang diidentifikasi memiliki prospek cerah adalah usaha produksi garam. Namun, faktanya di lapangan menunjukkan bahwa usaha garam rakyat di Aceh masih belum terkoordinasi dengan baik.

Melalui kehadiran Rumah Garam Aceh, diharapkan potensi besar ini dapat diolah dan dikembangkan dengan lebih optimal, memberikan manfaat yang lebih besar bagi para petani garam dan masyarakat Aceh secara keseluruhan.

Dengan komitmen yang kuat untuk terus berinovasi dan memberdayakan masyarakat lokal, Rumah Garam Aceh telah menjadi contoh nyata untuk menghadirkan Aceh Garam Center sebagai media pengembangan inovasi bagaimana dalam sebuah industri dapat tumbuh dan berkembang di tanah Serambi Mekkah ini.

Sementara itu, Koordinator Pusat Admisi UIN Ar-Raniry sekaligus Dosen Kimia pada Fakultas Sains dan Teknologi, Muammar Yulian, mengatakan Aceh memang memiliki garis pantai yang panjang dan iklim tropis yang ideal untuk produksi garam. Namun mayoritas produksi garam di Aceh masih menggunakan metode tradisional yang minim
teknologi.

Sehingga kata dia, kualitas garam yang dihasilkan umumnya masih belum optimal. Begitu juga kapasitas produksi garam di Aceh masih terbatas dan belum memenuhi kebutuhan lokal, apalagi nasional.

Dia juga menyampaikan kurangnya infrastruktur yang memadai, seperti fasilitas
pengolahan dan transportasi, menjadi tantangan dalam pengembangan produksi garam di Aceh.

Begitu juga, minimnya teknologi, keterbatasan modal, sumber daya manusia dan kondisi alam menjadi tantangan serius dalam pengembangan produksi garam di Aceh.

Kerana itu, menurutnya perlu ada peningkatan teknologi, pelatihan dan pendidikan, penguatan infrastruktur, kolaborasi dan kemitraan, promosi dan branding. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER