Selasa, November 5, 2024
BerandaRektor UIN Ar-Raniry: Tingginya Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Aceh Bukan...

Rektor UIN Ar-Raniry: Tingginya Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Aceh Bukan karena Budaya Patriarki

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof. Mujiburrahman, menilai meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Aceh tidak terkait dengan budaya patriarki, melainkan lebih disebabkan oleh faktor sosial ekonomi.

“Kekerasan ini tidak mencerminkan budaya Aceh, yang sebenarnya menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal dan Islam. Ini bukan soal patriarki, tapi lebih pada kesadaran dan pemahaman yang harus ditingkatkan,” ujar Prof. Mujiburrahman saat diwawancarai usai acara dialog Keacehan di Auditorium UIN Ar-Raniry, Senin (4/11/2024).

Prof Mujib mengatakan sejak masa kerajaan, relasi antara laki-laki dan perempuan di Aceh sudah setara. Perempuan di Aceh memiliki akses luas di berbagai bidang kerja. Bahkan dalam perekonomian rumah tangga, perempuan sering memegang peran dominan, mengelola keuangan dan mengatur urusan rumah tangga.

Menurutnya, perilaku kekerasan lebih dipicu oleh degradasi ekonomi keluarga, salah satunya akibat judi online yang berdampak pada stabilitas rumah tangga. Ia menjelaskan bahwa budaya Aceh sejatinya menghormati kesetaraan laki-laki dan perempuan.

“Banyak kekerasan dipicu oleh tekanan finansial yang diakibatkan judi. Ini bukan bagian dari budaya Aceh, tapi faktor eksternal yang merusak,” jelasnya.

Data Kekerasan Terus Meningkat

Data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Aceh, tren kekerasan terhadap perempuan dan anak terus meningkat. Pada 2020 tercatat 905 kasus, naik menjadi 924 kasus pada 2021, kemudian 1.029 kasus pada 2022, dan mencapai 1.098 kasus pada 2023.

Prof. Mujiburrahman menggarisbawahi pentingnya peran pendidikan dan sosialisasi dalam mencegah kekerasan.

“Diperlukan sinergi antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama mencari solusi agar angka kekerasan di Aceh bisa ditekan,” tambahnya. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER