Banda Aceh (Waspada Aceh) – Dalam upaya melestarikan warisan flora dan fauna khas Aceh, seniman asal Aceh, Agus Riansyah Riski, menuangkannya dalam sebuah lukisan yang indah.
Agus yang kini berkarir di Yogyakarta, beberapa waktu lalu kembali melahirkan sebuah karya terbarunya dalam seri Properti Atjeh dengan mengangkat judul; “Mencari Arah Pulang”.
Dalam karyanya yang dilukiskan pada acrylic on canvas tersebut, Agus menggambar beberapa objek yang sangat bernilai ke-Acehan. Dalam deskripsi yang Agus tulis menyebutkan, dalam kehidupan peradaban manusia, warisan merupakan hal eksklusif yang ditinggalkan dari generai ke generasi.
“Warisan makhluk hidup, benda mati, tradisi dan agama kerap dijadikan simbolik etnisitas sebuah daerah maupun bangsa yang kemudian menjadikannya sebuah identitas dan karakter,” sebut Agus dalam deskripsi lukisan tersebut.
Dia menyebutkan, ancaman paling besar akan tergerusnya warisan tersebut sering dimulai dari minimnya edukasi. Kemudian menjadi minimnya pelestarian hingga pada akhirnya sering menjadi ajang kepentingan kelompok.
Tak hanya itu, Agus juga menyebutkan secara detail objek yang dia gambarkan dalam lukisan yang berukuran 80×150 cm tersebut.
“Ada cempala kuneng, bungoeng jeumpa, bungoeng seulanga, boh muria, cempala puteh, brijuek, bak kupi, bak ganja, cicem got got, batee giok dan boh mulieng. Merupakan warisan leluhur Atjeh yang hidup berdampingan dengan masyarakat Aceh sendiri sejak dulu kala,” kata pemiliki akun Instagram @raroart.
Hingga beberapa di antara itu dilestarikan dengan menjadikannya sebuah simbolik, lewat musik, serta lewat prakraya lainnya.
Namun saat ini, ucap Agus, ketergerusan warisan pada flora dan fauna khas Aceh secara perlahan telah terjadi. Pada akhirnya jika ketergerusan itu terus terjadi maka warisan tersebut bak seorang anak tersesat yang ingin mencari arah pulang. (Kia Rukiah)