Lhokseumawe (Waspada Aceh) – Dalam serangkaian kegiatan investigasi di Pasar Inpres Jalan Listrik Kec. Banda Sakti, Solidaritas Mahasiswa untuk Rakyat (SUMUR), menemukan kasus adanya puluhan pedagang dipungli dan diperas oleh preman dan oknum PNS Kota Lhokseumawe.
Hal itu diungkapkan Rizki Rahmatullah Sinabung kepada Waspada, Senin (2/9/2019), terkait temuan kasus pedagang korban pungli dan pemerasan di pasar inpres setempat.
Rizki mengatakan, pasca penertiban pedagang oleh petugas Satpol-PP Kota Lhokseumawe, LSM SUMUR menerima keluhan menyedihkan dari para pedagang Pasar Inpres Jalan Listrik yang selama ini selalu diperas atau dipungli.
Bahkan kata dia, pemerasan itu terjadi setiap harinya dengan jumlah bervariasi mulai dari Rp10 ribu perhari hingga Rp50 ribu perbulannya.
Bila pedagang tidak mau membayar setoran, maka lapak dagangannya terancam dibongkar dan digusur tanpa mendapat ganti lapak lain.
Tidak hanya itu, untuk bisa mendapatkan sebuah lapak dagang di pasar itu, pedagang wajib membayar uang dalam jumlah bervariasi dari Rp2 juta hingga Rp5 juta. Kemudian wajib membayar uang setoran perhari sebesar Rp10 Ribu dan bila tidak menyetor maka lapak dagang akan terancam dibongkar atau digusur.
Atas kasus penindasan dan pemerasan yang dialami puluhan pedagang pasar inpres itu, pihak SUMUR meminta Wali Kota Lhokseumawe, Suadi Yahya untuk mengevaluasi kinerja pejabat terkait, yang berwenang dalam mengelola dan mengawasi pasar tersebut.
“Apalagi kami mendapatkan sepucuk surat pemberitahuan yang beredar di kalangan pedagang tidak resmi, karena tidak memiliki kop surat dan nomor surat, selayaknya surat resmi. Dalam hal ini diduga Disperindagkop sudah kecolongan,” ungkapnya.
Pihak SUMUR juga akan melakukan pendampingan terhadap pedagang kecil agar terhindar dari penindasan dan pungli berkepanjangan.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Ramli mengaku kaget dan tampak berang menerima informasi keluhan pedagang yang diperas dan dipungli.
Ramli mengatakan, pihaknya akan menampung keluhan para pedagang dan akan melakukan cross chek dan penertiban langsung di lapangan.
Ramli juga menyebutkan, tidak hanya itu keluhan para pedagang, bahkan dia sendiri pernah menerima keluhan pedagan yang kehilangan barang dari lapak dagangannya di pasar.
“Sementara hanya itu yang bisa saya jelaskan. Karena sekarang saya sedang melakukan rapat menanggapi keluhan pedagang di pasar, ” tuturnya. (b16)