Banda Aceh (Waspada Aceh) – Kabupaten Aceh Selatan memiliki pulau dengan pesona laut yang eksotis, yaitu Pulau Dua sebagai surga yang tersembunyi.
Disebut dengan pulau dua karena terdapat dua pulau yang letaknya berdekatan, sehingga tampak seperti pulau kembar. Walaupun ukuran pulau tersebut kecil, namun menyimpan suatu kisah rakyat di balik keindahan alam yang sangat menakjubkan.
Baru-baru ini jurnalis Waspadaaceh.com berkunjung ke pulau tersebut bersama jurnalis lainnya, setelah melaksanakan kegiatan kemah jurnalistik di Puncak Sigantang Sira.
Kunjungan tersebut juga bertujuan untuk memperkenalkan beberapa potensi objek wisata yang ada di Aceh, terutama wisata yang dapat dikoneksikan dengan destinasi puncak Sigantang Sira. Sigantang Sira kini sebagai salah satu destinasi wisata yang masuk dalam nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2021.
Pulau dua terletak di Kampung Ujong Pulo Rayeuk, Kecamatan Bakongan Timur, Kabupaten Aceh Selatan. Jarak yang ditempuh memakan waktu kurang lebih 1 jam dari pusat kota Aceh Selatan yakni Tapaktuan.
Sesampai di Desa Ujong Pulo Rayeuk, untuk menyebrang pulau, pengunjung terlebih dahulu menyewa perahu nelayan yang berada di bibir pantai. Pulau tersebut tampak jelas dari bibir pantai. Untuk menyeberang ke lokasi hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Tarif untuk menyewa perahu menuju pulau, baik pulang atau pergi berkisar Rp45 ribu perorang.
Setiba di pulau ini, kita akan disugukan hamparan pasir putih dan air yang jernih membuat pulau ini seakan memberikan kesan eksotik. Kilauan sinar matahari pada siang hari saat menyinari air laut menambah keindahannya.
Tokoh masyarakat Bakongan Raya, Lukman Hakim, mengatakan, menurut cerita rakyat (legenda) yang berkembang, awalnya tempat ini merupakan satu pulau. Kemudian pulau ini terbelah dua dengan bentuk yang sama karena ditabrak oleh seekor naga raksasa yang tengah berperang dengan Tuan Tapa.
“Dahulunya dua pulau itu menyatu seperti pulau biasa, dan pada akhirnya terpisah menjadi dua seperti yang kita lihat sekarang ini. Yang menyebabkan kedua pulau itu berpisah karena adanya pertengkaran antara Tuan Tapa dengan dua ekor naga,” tutur Lukman Hakim kepada Waspadaaceh.com.
Selama ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh telah mendorong pelaku pariwisata untuk mempromosikan wisata pulau ini melalui media sosial. Pemerintah Aceh melalui Disbudpar mendorong pelaku pariwisata memanfaatkan media sosial sebagai wadah untuk mempromosikan pariwisata terutama di masa Pandemi COVID-19.
“Kita terus mendorong pelaku pariwisata memanfaatkan teknologi digital di antaranya memanfaatkan media sosial mempromosikan pariwisata Aceh,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin, belum lama ini. (Cut Nauval Dafistri)