Kamis, Oktober 2, 2025
spot_img
BerandaEkonomiPT PEMA Dukung UMKM Produksi Sabun Cair Ramah Lingkungan

PT PEMA Dukung UMKM Produksi Sabun Cair Ramah Lingkungan

Dukungan PT Pembangunan Aceh (PEMA) bukan sekadar bantuan modal, tapi juga memberi napas baru bagi Zuper, UMKM yang memproduksi sabun cair ramah lingkungan.

Hiruk pikuk Meuseuraya Festival 2025 di Balai Meuseuraya Aceh sore itu semakin ramai. Musik, suara riuh pengunjung, hingga aneka produk UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) membuat suasana penuh warna.

Namun di tengah deretan stan, ada satu UMKM di sudut kecil yang paling banyak menyedot perhatian. Salah satu perusahaan yang mendukung UMKM yang memproduksi sabun cair ini adalah PT PEMA.

Bukan sekadar karena permainan bus wire yang membuat orang penasaran, melainkan karena sebuah sepeda motor yang tampil begitu berbeda. Motor itu dimodifikasi hingga berubah fungsi menjadi mesin isi ulang sabun cair.

“Wah, keren! Bisa isi ulang tanpa beli botol baru,” seru Mutia, salah seorang pengunjung yang langsung mencoba membeli produk itu, Minggu (28/9/2025).

Motor unik itu bukan sekadar pajangan. Di baliknya ada sosok Yudhi Ridhayat, pelaku UMKM yang sejak 2018 mengembangkan sabun cair lokal dengan merek Zuper.

Yudhi tampak sibuk menjelaskan konsep isi ulang kepada pengunjung di stan bernuansa hijau dan kuning yang menjadi identitas brand Zuper.

“Ini Mobile Refill Liquid Zuper, cara baru isi ulang sabun cuci piring yang praktis, hemat, dan ramah lingkungan. Teknologi ini murni karya anak Aceh, bukan dari luar,” jelasnya.

Pasar sabun cair di Indonesia sejak lama dikuasai merek-merek nasional. Bagi Yudhi, masuk ke ruang itu dengan produk lokal tentu bukan perkara mudah. Namun ia memilih jalur berbeda: inovasi isi ulang dengan harga terjangkau.

Aji, staf Zuper Sabun Cair, melayani pembeli dengan mengisi sabun melalui mesin mobile refill berbasis motor modifikasi. (Foto/Cut Nauval D)

“Kalau di festival begini, saya nggak terlalu mengejar penjualan. Yang penting orang tahu dulu apa itu Zuper,” ujarnya sambil tersenyum.

Konsepnya sederhana: pelanggan cukup membawa botol kosong, lalu sabun cair diisi kembali melalui motor modifikasi yang dilengkapi mesin otomatis. Praktis, hemat, sekaligus mengurangi sampah plastik sekali pakai. Melalui layanan mobile refill, tim Zuper juga siap mendatangi langsung rumah pelanggan saat ada pesanan.

“Sabun itu kelihatannya bisnis kecil, tapi semua orang butuh. Dari rumah, sekolah, kantor, sampai rumah makan. Pasarnya luas sekali,” kata Yudhi.

Produksi sabun Zuper dilakukan setiap hari dari rumah produksinya di kawasan Ulee Kareng, Banda Aceh. Meski masih tergolong IKM (industri kecil menengah), Yudhi percaya kreativitas dan inovasi bisa membuat produk lokal “naik kelas”.

“Harapan saya, Zuper dikenal bukan cuma karena produknya, tapi juga karena konsep ramah lingkungannya,” ucapnya.

Untuk menjaga pelanggan, Zuper menerapkan sistem poin loyalitas. Setiap kali mengisi ulang dalam jumlah tertentu, pelanggan mendapat bonus berupa botol gratis atau potongan harga. “Ini bentuk apresiasi kami bagi pelanggan setia,” jelasnya.

Melalui riset kecil-kecilan dan pembelajaran dari jaringan produsen nasional, Zuper kini menghadirkan tiga kualitas produk: grade A, B, dan C.

Strategi ini terbukti ampuh. Ratusan rumah makan di Banda Aceh kini menjadi pelanggan tetap. Sekitar 200 pelanggan aktif menggunakan sabun Zuper, termasuk empat dapur MBG.

“Kami sedang menjajaki kerja sama lagi, mudah-mudahan bisa masuk ke sepuluh dapur baru, dan hal ini diharapkan juga bisa membuka peluang lapangan kerja” ujarnya.

Perjalanan Yudhi tak mulus. Berkali-kali ia mencoba strategi pemasaran, bahkan sempat kehabisan modal. “Bisnis ini memang trial and error. Tapi saya percaya, kalau terus berinovasi, pasti ada jalannya,” lanjutnya.

Dukungan PT PEMA

Keyakinan itu berbuah hasil pada 2024, ketika Zuper terpilih masuk program binaan PT Pembangunan Aceh (PEMA). Selain PEMA, UMKM ini juga memperoleh dukungan dari lembaga lainnya.

Dari tujuh peserta seleksi, hanya dua UMKM yang lolos, salah satunya Zuper. Ia mendapatkan investasi Rp125 juta, digunakan untuk membeli mesin otomatis dan menambah armada isi ulang keliling.

“Dukungan dari PT PEMA memberikan dampak signifikan terhadap produksi kami,” tuturnya.

Namun, tantangan sesungguhnya justru ada pada mengubah kebiasaan masyarakat. “Mayoritas ibu rumah tangga sudah loyal dengan merek nasional. Butuh waktu agar mereka percaya pada produk lokal,” kata Rudi, rekan Yudhi.

Penyerahan dana binaan kepada UMKM terpilih dalam acara Malam Penobatan UMKM Binaan PT PEMA, Senin (23/12/2024). Zuper menjadi salah satu penerima. (Foto: Cut Nauval D)

Itulah mengapa tim Zuper rajin turun ke lapangan. Door-to-door, mereka memberi edukasi soal limbah plastik sekaligus menawarkan harga kompetitif. Perlahan, kesadaran konsumen pun mulai tumbuh.

Meski telah dikenal di Banda Aceh, Yudhi tidak cepat puas. Tahun depan, ia berencana memperluas pasar ke Lhokseumawe dan Meulaboh. Namun ia sadar, membangun pasar lokal lebih dulu adalah kunci.

“Brand ini harus benar-benar melekat dulu di masyarakat. Baru setelah itu kita kembangkan ke daerah lain,” ujarnya mantap.

Lebih dari sekadar bisnis, Zuper adalah ikhtiar untuk menghadirkan gaya hidup baru: hemat, ramah lingkungan, dan mendukung produk lokal.

Bagi Yudhi, sebotol sabun cair bukan hanya soal kebersihan tangan. Ia adalah pintu masuk menuju kesadaran baru bahwa inovasi sederhana bisa memberi dampak besar bagi lingkungan dan membuka jalan bagi UMKM Aceh untuk naik kelas.

Sebelumnya,  PT Pembangunan Aceh (PEMA) memberikan dana binaan senilai total Rp350 juta kepada dua Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terbaik dalam acara malam penobatan UMKM binaan PT PEMA, Senin (23/12/2024).

Program ini bertujuan mendukung pengembangan UMKM agar lebih mandiri dan berdaya saing. Dua penerima dana binaan adalah CV Raja Dua Bersaudara (Zuper Sabun Cair) yang mendapatkan Rp125 juta, serta Indatu D’Coco yang menerima Rp225 juta.

Bantuan ini diserahkan langsung kepada masing-masing pemilik, Yudhi Ridhayat dan Rahmad Qudri di Kyriad Muraya Hotel Banda Aceh.

Program ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi rakyat Aceh sekaligus inspirasi bagi pelaku UMKM lainnya untuk terus berinovasi dan berkembang. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER