Jumat, April 26, 2024
Google search engine
BerandaProfilProf Syamsul Rijal: Selama PTM, Transformasi Ilmu kepada Siswa Harus Tetap Aman

Prof Syamsul Rijal: Selama PTM, Transformasi Ilmu kepada Siswa Harus Tetap Aman

“Pandemi cukup memberi pelajaran bagi kita untuk terus menjaga diri, keluarga serta lingkungan untuk hidup bersih karena hidup bersih juga bagian dari anjuran agama”

— Prof. Dr. H. Syamsul Rijal —

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Satuan Tugas (Satgas) pusat maupun daerah, secara kumulatif kasus COVID-19 di Indoneaia maupun Aceh saat ini menurun. Bahkan beberapa hari lalu Banda Aceh sendiri sudah memasuki zona hijau.

Dengan turunnya kasus COVID-19, banyak peraturan yang sudah dilonggarkan, mulai dari pusat perbelanjaan, tempat wisata, bahkan sekolah juga sudah bisa melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Berdasarkan pengamatan Waspadaaceh.com, hampir semua sekolah di Aceh saat ini telah melaksanakan PTM. Namun demikian Pemerintah Aceh tetap mewanti-wanti masyarakat agar menjalankan prokes untuk mengindari paparan COVID-19.

Senada dengan pengamatan Guru Besar Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. H. Syamsul Rijal, mengatakan kebijakan terkait COVID-19 dengan pelonggaran aktivitas di sekolah melalui PTM, harus tetap mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah.

Menurut Syamsul Rijal, peserta didik maupun lingkungan sekolah harus tetap menjaga kebersihan meski sudah menuju endemi. Karena budaya bersih harus mejadi keharusan agar PTM bisa berlangsung aman.

“Hidup bersih, cuci tangan, pakai masker, penunjang keberlanjutan PTM. Pandemi cukup menjadi pelajaran bagi kita untuk terus menjaga diri, keluarga serta lingkungan untuk hidup bersih, karena hidup bersih juga bagian dari anjuran agama,” kata Syamsul Rijal kepada Waspadaaceh.com, Selasa (7/6/2022).

Dia mengatakan, saat ini cuci tangan, pakai disinfektan serta memakai masker seolah-olah menjadi penilaian bahwa keadaan belum normal. Sebenarnya kebiasaan itu harus tetap dilakukan seterusnya karena memang baik bagi kesehatan. 

“Titik tumpunya bukan pada masker, akan tetapi hidup bersih dapat menjaga imunitas, bagaimana tetap hidup sehat” tuturnya.

Alumni Doktoral Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta ini menyebutkan, pandemi cukup sebagai pelajaran untuk meningkatkan kualitas hidup bersih, kualitas menjaga imunitas tinggi. Jika dalam tubuh terdapat jiwa dan raga yang sehat, maka siswa siap menerima materi pembelajaran.

Bentuk Regulasi Baru di Era Endemi

Prof Syamsul Rijal yang merupakan putra asli Aceh Tenggara ini menyebutkan, dunia pasti berputar, setiap keadaan juga pasti akan berubah. Begitu juga COVID-19 akan berlalu. Tentu pandemi akan melahirkan sebuah kebiasaan baru ataupun temuan baru bagaimana menyikapi pendidikan.

“Tentu ini berkaitan dengan hybrid learning bahwa dalam proses belajar mengajar itu, filosopi yang diterapkan bagaiamana agar transformasi ilmu dapat berlangsung dengan tepat dan bijak kepada peserta didik,” jelasnya.

Imbas dari pandemi tentu tidak bisa dipungkiri pasti menghambat proses belajar. Oleh karenanya dibutuhkan sikap baru bagaimana transformasi ilmu dapat dijalankan, baik melalui tatap muka, digitalisasi maupun dengan cara lain.

Untuk mendukung keberlanjutan pembelajaran di era endemi ini, diperlukan kerjasama, baik dari sekolah, siswa, orangtua bahkan yang paling penting keterlibatan pihak pemerintah.

“Negara juga harus berperan signifikan. Negara harus menyiapkan perangkat dan sistem karena pandemi itu muncul sebagai bagian yang harus dihadapi,” tuturnya.

Transformasi Ilmu Tidak Boleh Terhenti

Pria kelahiran tahun 1963 ini mengatakan, transformasi ilmu tidak boleh terhenti apapun masalahnya. Apalagi sekarang sudah memasuki era endemi, artinya kesempatan untuk memperbaiki ketertinggalan selama pandemi COVID-19 semakin besar.

Meski tidak bisa melakukan PTM seperti biasa, namun banyak solusi agar roda pendidikan itu tetap berjalan. Jika masih ada keraguan sekolah melakukan PTM secara penuh, setidaknya dengan pembagian shift salah satu jalan keluarnya.

“Artinya setiap keadaan pasti butuh proses, jika tidak bisa dilakukan PTM secara penuh, namun bisa diatur secara shift. Sampai nanti keadaan benar-benar kembali normal,” tuturnya.

Sebelum keadaan kembali normal seperti biasa, dia berharap pemerintah harus mendukung serta menyiapkan perangkat digitalisasi di masa endemi, demi menunjang keberhasilan peserta didik menerima dan memahami materi ajar sepenuhnya. (Kia Rukiah)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER