Banda Aceh (Waspada Aceh) – Guru Besar Filsafat Islam UIN Ar-Raniry, Prof Dr Syamsul Rijal, menegaskan bahwa Pancasila bukan sekadar simbol negara. Menurutnya, Pancasila adalah jalan ideologis untuk memartabatkan bangsa Indonesia.
Hal itu disampaikan Syamsul saat menjadi narasumber dalam siaran khusus RRI Banda Aceh dalam rangka Hari Lahir Pancasila, Minggu (1/6/2025).
Nilai Pancasila Sejalan dengan Islam
Prof Syamsul menjelaskan, nilai-nilai Pancasila memiliki resonansi kuat dengan pemikiran filsafat Islam. Misalnya, sila pertama soal Ketuhanan Yang Maha Esa disebutnya bukan hanya pengakuan terhadap keberadaan Tuhan, tetapi juga prinsip tauhid dan tanggung jawab sosial manusia.
“Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mencerminkan penghormatan terhadap martabat manusia dan nilai keadilan. Sedangkan Persatuan Indonesia sejalan dengan ukhuwah, seperti yang tertuang dalam Piagam Madinah,” ujar Syamsul.
Ia juga menilai sila keempat soal musyawarah sejalan dengan prinsip maslahah ammah atau kemaslahatan umum dalam Islam. Sementara sila kelima tentang keadilan sosial dinilainya mengandung pesan penting tentang distribusi kekayaan dan perlindungan terhadap kelompok rentan.
Dalam konteks kekhususan Aceh, Syamsul menilai tantangan utama syariat Islam bukan lagi soal kewenangan, tapi bagaimana menjalankannya secara substansial.
“Jangan hanya fokus pada formalitas. Kita harus benar-benar memaknai nilai-nilai syariat dan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,” tegasnya.
Syamsul juga menekankan pentingnya pendidikan dalam menanamkan kesadaran ideologis. Ia menyebut pendidikan tidak hanya tanggung jawab sekolah, tapi juga keluarga dan lingkungan.
“Kalau bangsa ini ingin memartabatkan kemanusiaan, mencerdaskan kehidupan bangsa harus jadi prioritas utama. Itu amanat konstitusi,” jelasnya. (*)
