Banda Aceh (Waspada Aceh) – Empati rakyat Aceh untuk Palestina disebut tak pernah surut. Dukungan itu hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari doa qunut nazilah di berbagai masjid di Aceh, penggalangan dana, hingga berbagai bantuan kemanusiaan yang dikirim ke Gaza.
Guru Besar UIN Ar-Raniry sekaligus Koordinator Presidium MW KAHMI Aceh, Prof Syamsul Rijal, mengatakan solidaritas itu lahir karena Aceh pernah merasakan pahitnya konflik bersenjata.
“Bagi orang Aceh, penindasan terhadap anak-anak, perempuan hamil, dan orang tua dalam perang adalah kebrutalan yang tidak bisa diterima,” ujarnya di Banda Aceh, Selasa (23/9/2025).
Syamsul menambahkan, dukungan moral dan kemanusiaan dari Aceh adalah bentuk respek sekaligus dorongan moral bagi perjuangan Palestina. Ia menyebut aksi solidaritas Aceh, meski sederhana, selalu lahir dari hati.
Syamsul menilai, pengakuan lebih dari 145 negara anggota PBB terhadap Palestina merupakan legitimasi politik penting, tapi belum menjadikan Palestina diterima sepenuhnya sebagai negara berdaulat.
“Pengakuan itu adalah isyarat bahwa dunia internasional sudah memberi atensi terhadap Palestina untuk menuju kedaulatan dan kemerdekaan. Ini sebuah legitimasi politik. Tetapi PBB sendiri belum serius menerima Palestina sebagai anggota resmi,” ujarnya.
Ia menegaskan, meski banyak negara mengecam kebrutalan Israel, langkah itu tidak diiringi dengan sanksi nyata.
“Banyak negara mengecam Israel, tapi tidak ada sanksi konkret. Ini kelemahan lembaga dunia. Arogansi agresi militer Israel telah menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan,” katanya.
Sebelumnya, Konferensi Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai Palestina digelar di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat pada Senin (22/9/2025).
Presiden RI Prabowo Subianto dalam forum itu menyerukan Dalam forum tersebut, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan keprihatinan mendalam atas tragedi kemanusiaan di Gaza dan menyerukan penghentian segera konflik yang menelan banyak korban jiwa.
Prabowo juga mendesak negara-negara dunia untuk segera mengakui kedaulatan Palestina. “Hanya dengan pengakuan kenegaraan Palestina, perdamaian abadi di Timur Tengah dapat diwujudkan,” ujarnya.(*)