Sabtu, April 27, 2024
Google search engine
BerandaNasionalPolisi Tangkap Pemilik dan Manager Pabrik Mancis yang Tewaskan 30 Orang

Polisi Tangkap Pemilik dan Manager Pabrik Mancis yang Tewaskan 30 Orang

Medan – Terkait tragedi kebakaran rumah pribadi yang dijadikan pabrik pemasangan kepala mancis (korek api gas) yang menewaskan 30 orang di Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumut, Jumat siang (21/6/2019), Polisi diketahui telah menangkap pemilik usaha dan manager pabrik tersebut.

Dua orang yang diamankan merupakan pemilik usaha, Bur, 37, penduduk Jalan Bintang Terang, Dusun Lima Belas, Desa Mulyo Rejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, dan Lis, 43, berstatus manager pabrik.

“Keduanya telah ditahan dan hingga saat ini masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Binjai secara intensif,” kata Kapolres Binjai, AKBP Nugroho Tro Nuryanto, Sabtu (22/6/2019). Keduanya diamankan pada Jumat malam (21/6/2019).

Berita Terkait: 30 Tewas dalam Insiden Kebakaran Pabrik Mancis di Binjai

Nugroho menjelaskan, rumah yang dikontrak untuk perakitan mancis adalah milik Suriadi/Sri Maya, penduduk Jalan T Amir Hamzah, Dusun IV, Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Langkat.

Polda Buka Posko Ante Mortem di RS Bayangkara

Polda Sumut membuka posko Ante Mortem keluarga korban kebakaran pabrik mancis yang menewaskan 30 orang di Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat Sumut, Jumat siang (21/6/2019).

Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Polda Sumut hingga, Jumat malam (21/6/2019) telah mengumpulkan data ante mortem guna proses kelengkapan identifikasi korban tewas.

Kasubdit Kespol Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut, AKBP Jauhari Ginting sebagai Ketua Anti Mortem mengatakan, pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui ciri-ciri korban, agar jenazah mudah diidentifikasi.

Berita Terkait: Berikut 30 Nama Korban Tewas pada Kebakaran di Binjai

“Kita masih mengumpulkan data Ante Mortem dari keluarga korban. Ini masih mengambil sampel untuk pemeriksaan DNA. Mengingat kondisi jenazah luka bakar yang cukup mengenaskan. Susah dikenali,” ungkapnya.

Jauhari mengatakan, sampel DNA yang diambil untuk mencocokkan dengan korban. DNA bisa diambil dari keluarga korban kandung seperti anak dan orangtua.

Sementara untuk otopsi, Jauhari menjelaskan bahwa sudah dilakukan terhadap beberapa jenazah. Karenanya ia menyarankan agar keluarga korban yang belum memberikan keterangan diharapkan segera datang ke RS Bhayangkara.

“Jadi kalau yang kita cari ibunya, bisa dari anaknya. Begitu juga kalau yang kita cari anaknya, bisa dari ibu atau ayahnya. Sejauh ini sudah ada 23 keluarga korban yang melaporkan data Ante Mortem,” jelasnya.

Di lokasi juga terlihat Kepala Dusun (Kadus) II, Desa Sambirejo, Paijo berada di RS Bayangkara. Dia mengaku membantu warganya atau keluarga korban untuk didata.

“Saya mau membantu dan mendampingi korban untuk mendaftar laporan ke rumah sakit, agar Tim DVI bisa segera mengidentifikasi,” ungkapnya.(sulaiman achmad)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER