Senin, Mei 5, 2025
spot_img
BerandaAcehPLTU Nagan Raya Berdayakan Perempuan Lewat Limbah Pertanian

PLTU Nagan Raya Berdayakan Perempuan Lewat Limbah Pertanian

Aceh Barat (Waspada Aceh) – Siapa sangka, limbah pertanian yang dulu hanya jadi abu kini menjelma sebagai sumber rezeki baru.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya, Aceh, kini memanfaatkan sekam padi sebagai bahan bakar campuran (cofiring) batubara, membuka peluang kerja terutama bagi perempuan di pedesaan.

Kamis (1/5/2025), tim Direktorat Biomassa PLN Energi Primer Indonesia meninjau langsung proses pasokan sekam padi di kilang padi Primo Tani, Gampong Pasie Tengoh, Kecamatan Kaway XVI. Kunjungan dipimpin oleh Manager Layanan Operasi dan Stakeholder Wilayah 10, Ibnu Pujo Wijayanto.

“Ini bukan sekadar program energi bersih, tapi juga upaya nyata memberdayakan masyarakat,” ujar Ibnu di sela kunjungannya.

PLTU Nagan Raya mendapat pasokan biomassa dari PT Kurma Karya Global sejak 2023. Selain sekam padi, perusahaan ini juga menyuplai serbuk kayu, kulit ari kopi, hingga serpihan kayu.

Yang menarik, mayoritas pengumpul sekam berasal dari kelompok rentan seperti janda korban konflik, mantan pasukan Inong Balee, ibu rumah tangga, dan pemuda putus sekolah.

Muzakir, Komisaris PT Kurma Karya Global, menyebut perubahan ini sebagai titik balik pemanfaatan limbah pertanian. “Dulu sekam dibakar, sekarang bisa menghasilkan uang. Ini jadi tambahan penghasilan yang berarti,” katanya.

Rini Andriati (36), warga Ranto Panjang Timur, adalah salah satu dari sekitar 50 pengumpul sekam. Sejak Oktober 2024, ia rutin bekerja mengisi karung-karung sekam dari kilang. Dalam sehari, ia bisa membawa pulang Rp100 ribu hingga Rp200 ribu.

“Cukup untuk beli baju sekolah anak, buku, dan kebutuhan rumah,” kata Rini.

Mereka dibayar Rp3.000 per karung dengan berat rata-rata 20 kilogram. Bahkan ada yang mampu mengumpulkan 100 karung sehari.

Sementara itu, Muhib, pemilik kilang padi Primo Tani, mengaku tak lagi harus mengeluarkan biaya besar untuk membuang limbah sekam.

“Dulu bisa keluar puluhan juta untuk buang sekam. Sekarang, malah jadi pemasukan,” ujarnya.

Setiap bulannya, sekitar 500 ton sekam dikirim ke PLTU. “Alhamdulillah, kebutuhan bahan baku aman,” kata Muzakir.

Dari limbah jadi berkah program cofiring PLTU Nagan Raya tidak hanya mengurangi ketergantungan pada batubara, tapi juga menghidupkan ekonomi warga, khususnya perempuan, dengan cara yang berkelanjutan. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER