“Di tengah gempuran digitalisasi, Harian Waspada tetap berkibar di tengah masyarakat Aceh dan Sumatera Utara”
Ayah saya yang menggeletakkan Koran Waspada di mana saja di rumah, sehingga bocah seperti saya ingin membacanya. Saya bersyukur memiliki orang tua sebagai pendidik. Ayah sebagai dosen di IAIN Ar-Raniry Banda Aceh dan Ibunda sebagai guru di Banda Aceh.
Sejak kecil kami dibesarkan dalam budaya literasi, banyak bacaan di rumah. Koran, majalah dan jurnal. Untuk koran pada masa tersebut, Harian Waspada terbitan Medan menjadi andalan kami sekeluarga membacanya.
Saya suka baca halaman olahraga, halaman Aceh dan lain-lain. Besoknya halaman olahraga sudah terpotong-potong karena ulah saya untuk dijadikan kliping. Begitulah olahraga terutama sepak bola sudah menjadi bagian napas saya.
Saya punya berbundel-bundel kliping koran. Halaman lain yang menjadi wajib saya buka yakni halaman yang memuat komik Si Gumarapus karya Agam Zapina dengan mengangkat tema-tema kritik sosial, menyindir dan menghibur.
Itu cerita 40 tahun lalu ketika teknologi masih sederhana. Kini kita bisa baca koran lebih cepat melalui e-paper. Tidak perlu lagi menunggu koran edisi cetak diterbangkan dari Medan atau Jakarta ke Banda Aceh. Teknologi memudahkan kita mendapat info dari media. Kita sudah sering mendengar, media cetak sudah di senja kala dan tutup usia.
Saya mengapresiasi Waspada yang terus bergulat di masa kini. Di tengah gempuran digitalisasi, Waspada tetap berkibar di tengah masyarakat Aceh dan Sumatera Utara. Kini Harian Waspada telah berusia 78 tahun, dan tetap setia memberikan informasi, pencerahan, dan kontrol sosial. Waspada tetap menjunjung tinggi pilar jurnalistik dengan adaptasi konvergensi media.
Waspada yang lahir sejak zaman perjuangan, orde baru, era reformasi hingga di era digitalisasi, tidak pernah absen menyapa pembaca setianya. Eksistensi Waspada yang tetap bertahan dengan taglinenya Demi Kebenaran dan Keadilan, patut kita apresiasi. Terkhusus apresiasi kepada pimpinan, jajaran redaksi, karyawan dan wartawan Harian Waspada di mana pun berada.
Saya selaku Penjabat Gubernur Aceh mengucapkan Dirgahayu ke- 78 Harian Waspada pada 11 Januari 2025 dengan mengusung tema “Waspada Itu Emas”
Artinya, keberadaan Harian Waspada sampai kini masih sangat berharga dan dibutuhkan bagi masyarakat Indonesia, khususnya Aceh. Di kantor Perwakilan Waspada di Rex Banda Aceh, saya baca kalimat singkat, Baca Koran Harus Waspada.
Dan kita doakan agar Harian Waspada tetap eksis dan berjaya dalam menginspirasi dan mencerdaskan masyarakat.
Banda Aceh, 10 Januari 2025
Dr. H. Safrizal ZA, M.Si.
(Pj. Gubernur Aceh)
