Banda Aceh (Waspada Aceh) – Tingkat pengangguran terbuka di Aceh turun dari 6,17 persen pada Agustus 2022 menjadi 6,03 persen pada Agustus 2023. Ini menunjukkan adanya peningkatan penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor usaha.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Ahmadriswan Nasution mengatakan, penurunan pengangguran terbuka ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Aceh yang mencapai 4,15 persen pada triwulan IV-2023.
Ahmadriswan menambahkan, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Aceh dengan proporsi 30,71 persen dari total angkatan kerja. Sektor ini juga memiliki peluang untuk meningkatkan nilai tambah dari hasil bumi yang melimpah di tanah serambi mekkah.
“Kami berharap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat Aceh,” kata Ahmadriswan dalam konferensi pers yang digelar di kantor BPS Aceh, Senin (5/2/2024).
Sementara itu, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga memberikan kontribusi penting dalam mengurangi pengangguran di Aceh. UMKM tersebar di berbagai bidang dan memiliki potensi untuk berkembang lebih besar.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja yang lebih tinggi, sektor industri juga menjadi prioritas pemerintah Aceh.
Lanjut Ahmadriswan, Industri pengolahan memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor lain dan dapat mendorong peningkatan produktivitas dan kualitas.
Dia juga mengatakan tantangan saat ini dihadapi bagi kalangan lulusan baru. Lulusan baru memiliki dua pilihan, yaitu menjadi agen pembangunan atau menjadi beban pembangunan jika menjadi pengangguran.
“Oleh karena itu, perlu ada motivasi agar lulusan baru tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga menjadi pencipta kerja. Kami mengajak lulusan baru untuk berwirausaha dan memanfaatkan peluang yang ada di Aceh,” imbuh Ahmadriswan.
Lanjut Ahmadriswan, di Provinsi Aceh, banyak anak muda yang memiliki kreativitas dan inovasi dalam berwirausaha.
Ia berharap semakin banyak anak muda yang berani mengembangkan bisnis mereka dan memberikan dampak positif bagi pembangunan Aceh.
“Anak muda Aceh harus menjadi pelopor dan penggerak ekonomi kreatif di Aceh,” jelasnya. (*)