Jumat, Desember 13, 2024
spot_img
BerandaAcehPeneliti Negeri Rempah Jelajahi Sejarah Islam di Afrika Selatan

Peneliti Negeri Rempah Jelajahi Sejarah Islam di Afrika Selatan

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Tiga peneliti dari Negeri Rempah Foundation melakukan kunjungan ke Cape Town, Afrika Selatan, dalam rangka menelusuri sejarah masuknya Islam di negara tersebut melalui jalur rempah.

Kunjungan yang berlangsung dari Sabtu hingga Rabu (7-11/12/2024) ini bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.

Ketiga peneliti tersebut adalah Yanuardi Syukur (dosen Antropologi Universitas Khairun, Ternate), Abdul Kadir Ali (dosen Universitas Nuku, Tidore), dan Irma Zahrotunnisa Wijaya (peneliti Negeri Rempah Foundation). Kehadiran mereka di Cape Town disambut hangat oleh Konsul Jenderal RI Cape Town, Tudiono, dalam sebuah makan malam di Wisma KJRI Cape Town.

Dalam sambutannya, Tudiono mengapresiasi langkah Negeri Rempah Foundation untuk mempererat hubungan antara Indonesia dan Afrika Selatan, khususnya dalam bidang keislaman.

“Ulama dan tokoh Indonesia memiliki peran besar dalam penyebaran Islam di Afrika Selatan. Syekh Yusuf al-Makassari dan Tuan Guru Abdullah bin Qadhi Abdussalam adalah contoh nyata bagaimana hubungan historis ini memberikan dampak signifikan,” ujar Tudiono.

Ketua Tim Negeri Rempah Foundation yang juga pengurus kompartemen luar negeri Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Yanuardi Syukur, mengatakan Guru Abdullah bin Qadhi Abdussalam di kompleks Tana Baru, Cape Town, yang dikenal sebagai tokoh penting dalam penyebaran Islam di Afrika Selatan.

Yanuardi Syukur mengungkapkan bahwa mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela menganggap Tuan Guru sebagai salah satu inspirator perjuangan kemerdekaan bangsanya.

“Bahkan, setelah dibebaskan dari penjara, Mandela mengunjungi makam Tuan Guru sebagai lokasi pertama yang ia datangi,” jelas Yanuardi.

Tak jauh dari kuburannya, juga masih berdiri Masjid al-Auwal, yakni masjid pertama di Afsel yang terletak di Jalan Dorp, yang didirikan oleh Tuan Guru Abdullah bin Qadhi Abdussalam setelah dibebaskan dari penjara di Robben Island.

Masjid tersebut hingga kini masih eksis sebagai simbol perjuangan umat Islam Cape Town untuk pengakuan islam dan kebebasan beribadah.

Menurut saat berkunjung ke lokasi masjid, tempat ibadah laki-laki berada di lantai dasar dan lantai duanya menjadi madrasah sore untuk anak-anak Muslim Cape Town serta tempat shalat perempuan.

“Di situ, mereka belajar mengaji menggunakan Iqra’ seperti yang kita pakai di Indonesia dengan sedikit modifikasi,” tambah Yanuardi.

Sementara itu, Abdul Kadir Ali menyampaikan bahwa atas kiprah Tuan Guru di Afsel, maka penting untuk mempersiapkan pengusulan Tuan Guru Abdullah bin Qadhi Abdussalam sebagai pahlawan nasional Indonesia. Beliau bahkan menulis al-Qur’an sebanyak 6 copy, yang salah satunya saat ini dipajang di Masjid al-Auwal.

“Kiprah Tuan Guru yang sangat luar biasa, maka patutlah untuk Pemerintah Indonesia mengangkatnya sebagai pahlawan nasional,” jelas Abdul Kadir Ali yang juga Dekan FISIP Universitas Nuku. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER