Selasa, Desember 16, 2025
spot_img
BerandaAcehPemuda Pancasila Bener Meriah Minta Pemerintah Usut Dugaan Hilangnya 80 Ton Beras...

Pemuda Pancasila Bener Meriah Minta Pemerintah Usut Dugaan Hilangnya 80 Ton Beras Bantuan

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Bener Meriah meminta pemerintah daerah dan Pemerintah Aceh segera mengusut dugaan hilangnya 80 ton beras bantuan bagi warga terdampak bencana hidrometeorologi di wilayah tersebut.

Desakan itu disampaikan oleh Ahmad Suheru, unsur Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Pemuda Pancasila sekaligus Majelis Pimpinan Indonesia (MPI) KNPI Kabupaten Bener Meriah, saat dihubungi waspadaaceh.com, Minggu (14/12/2025).

“Isu hilangnya 80 ton beras ini sangat meresahkan masyarakat. Pernyataan itu bahkan disampaikan langsung oleh Gubernur. Namun hingga kini belum ada kejelasan, sementara kebutuhan beras di masyarakat masih belum terpenuhi,” ujar Ahmad.

Menurut Ahmad, berdasarkan ketentuan tanggap darurat, setiap warga seharusnya menerima 0,175 kilogram beras per jiwa per hari selama masa penyaluran. Namun di lapangan, warga hanya menerima 2 hingga 4 ons beras per jiwa, bahkan tidak merata.

“Kalau dihitung, jumlah yang diterima jauh dari yang seharusnya. Pertanyaannya, beras itu berhenti di mana? Dari kabupaten ke kecamatan, lalu ke desa, semuanya seharusnya tercatat,” kata dia.

Harga Sembako Melonjak, Bantuan Minim

Ahmad menuturkan, meski aktivitas ekonomi mulai bergerak, harga kebutuhan pokok pascabencana melonjak tajam. Harga beras kini mencapai Rp400.000 hingga Rp500.000 per karung, minyak goreng dijual Rp80.000 per dua liter, dan telur sekitar Rp130.000 per papan.

“Bagi warga yang mampu mungkin masih bisa membeli. Tapi bagi janda, anak yatim, dan warga tidak mampu, kondisi ini sangat berat,” ujarnya.

Ia menyebutkan, sejak bencana hingga saat ini, sejumlah desa hanya menerima bantuan beras dua kali, masing-masing sekitar 4 ons per jiwa, tanpa bantuan tambahan seperti telur atau mi instan.

Akses Jalan Lambat Dibuka

Sementara itu, Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Bener Meriah, Dermawan, menilai penanganan tanggap darurat, khususnya pembukaan akses jalan, berjalan lambat. Ia mengatakan, pembukaan jalan utama baru difokuskan sekitar 13 hari setelah bencana.

“Akibatnya, masyarakat berinisiatif mencari sembako sendiri ke Aceh Utara melalui jalur seadanya. Pemerintah baru kemudian masuk dengan alat berat, tetapi koordinasinya belum fokus,” kata Dermawan.

Saat ini, akses dari arah Gunung Salak sudah dapat dilalui kendaraan off-road atau 4×4, namun masih ditutup pada malam hari karena aktivitas alat berat. Beberapa wilayah masih tergolong terisolasi.

Dermawan menambahkan, Pemuda Pancasila juga terlibat langsung dalam upaya penanganan darurat. Anggota organisasi tersebut turun sebagai relawan, termasuk membantu melangsir bahan bakar minyak (BBM) untuk operasional alat berat.

“Kami melangsir BBM dengan cara dipikul, satu jeriken oleh dua orang. Ini murni sukarela, tanpa bayaran, agar alat berat bisa tetap bekerja membuka akses jalan,” ujarnya.

Mereka meminta, dugaan hilangnya 80 ton beras bantuan harus segera ditelusuri secara transparan karena menyangkut hak dasar masyarakat terdampak bencana.

“Kalau stok beras memang ada, segera salurkan. Kalau terjadi masalah di distribusi, harus dibuka ke publik. Bantuan ini milik rakyat dan tidak boleh menghilang di tengah jalan,” kata Ahmad. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER