Jumat, Desember 5, 2025
spot_img
BerandaAcehPemprov Aceh Minta Semua Bantuan Bencana Dilaporkan ke Posko Tanggap Darurat

Pemprov Aceh Minta Semua Bantuan Bencana Dilaporkan ke Posko Tanggap Darurat

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pemerintah Aceh meminta seluruh pihak yang menyalurkan bantuan untuk korban banjir dan longsor melapor secara terpusat ke Posko Tanggap Darurat di Kantor Gubernur Aceh.

Kebijakan ini diambil untuk mencegah penumpukan bantuan di satu lokasi serta memastikan distribusi tepat sasaran.

Juru Bicara Posko Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Murthalamuddin, mengatakan pelaporan cukup dilakukan dengan menyebutkan jenis bantuan yang dibawa, termasuk tenaga medis atau relawan.

“Kami menemukan ada daerah yang bantuannya menumpuk, sementara ada wilayah yang belum terjangkau. Cukup lapor saja bahwa mereka punya bantuan A, B, C,” kata Murthalamuddin dalam konferensi pers di Media Center, Kamis (4/12/2025).

Ia memastikan kebijakan itu bukan untuk mempersulit proses bantuan. Pelaporan dilakukan agar posko bisa mengarahkan bantuan ke lokasi yang benar-benar membutuhkan.

“Tidak ada izin-izin khusus. Lapor saja, agar tim di posko bisa mengarahkan sasaran dan mengetahui kebutuhan daerah,” ujarnya.

Murthalamuddin menambahkan, relawan yang ingin turun langsung ke lapangan dapat melapor ke Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di lantai 3 Kantor Gubernur Aceh.

Forum itu memegang data wilayah yang sudah dan belum menerima bantuan sehingga distribusi bisa lebih merata.

Ia menjelaskan penyaluran bantuan di sejumlah wilayah masih terkendala akses darat yang terputus akibat banjir bandang dan longsor.

Sejumlah jembatan rusak, jalan tertimbun lumpur setinggi lebih dari satu meter, hingga ruas yang tampak keras di permukaan tetapi lembek di bawah sehingga kendaraan mudah terjeblos.

“Ini bukan soal terlambat atau tidak. Aksesnya memang banyak yang putus. Di beberapa lokasi, bantuan hanya bisa lewat rantai manusia. Ada relawan yang harus berjalan kaki ke desa yang masih terisolasi,” katanya.

Selain akses, gangguan komunikasi juga menjadi tantangan. Meski Kemkomdigi RI menargetkan 70 persen jaringan kembali pulih dalam pekan ini, pemulihan tetap bergantung pada pasokan listrik.
“Starlink tetap butuh daya. Kalau baterainya habis, listrik belum nyala, atau genset ada tapi tanpa BBM, perangkat akan mati. Ada BTS yang terendam dan rusak juga,” jelas Murthalamuddin. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER